Foto Pelatihan Ketrampilan produk Fibreglass KAYNA AROMATHERAPY

10 Desember 2008





Read More...

KAYNA AROMATHERAPY, Produk Unggulan BLK Lapas Narkotika Jakarta

02 Desember 2008

KAYNA AROMATHERAPY, adalah produk unggulan Balai Latihan Kerja Lapas Narkotika Jakarta, demikian sambutan Bpk. ABNER JOLANDO sebagai Kasi Kegiatan Kerja dalam penutupan pelatihan pembuatan produk-2 kayna fiberglass tanggal 2 Desember 2008.

Produk KAYNA AROMATHERAPI ini adalah suatu bukti atas keberhasilan program Pembinaan Kemandirian yang dilakukan oleh Seksi Kegiatan Kerja, dimana setelah mereka trampil dan mempunyai keahlian tertentu, merekapun dapat menciptakan suatu produk baru.

Kalapas Narkotika Jakarta, Bapak Joko dalam acara ini, men-"launching" penggunaan nama produk tersebut dengan nama " KAYNA ", yang artinya KARYA NARAPIDANA pada tanggal 2 desember 2008 dan juga meresmikan program baru dari seksi kegiatan kerja yang bernama BLK-LAKOTA PROFIT CENTER, Balai latihan kerja inilah yang telah melahirkan produk KAYNA yang diharapkan dapat menjadi profit center, sehingga keuntungan yang diperoleh dapat digunakan kembali untuk melanjutkan inovasi-inovasi baru bagi pengembangan produk-produk unggulan lainnya dan memberikan pelatihan ketrampilan bagi narapidana secara berkesinambungan.

Saya akan mengusulkan dan memperjuangkan ke Kanwil Depkumham DKI Jakarta, agar bagi para Narapidana yang trampil dan mempunyai keahlian tertentu dapat diberikan sertifikat keahlian, dengan syarat 3 bulan sebelum habis masa pidana-nya, narapidana yang dimaksud sudah harus mampu memberikan pelatihan lanjutan bagi narapidana lainnya yang belum bebas minimal 5 orang dan maksimal 10 orang.

Program Sertifikasi Narapidana ini disampaikan Kalapas, dengan tujuan agar para Narapidana trampil tersebut dapat mempunyai kepercayaan diri kembali setelah menjalani masa pidananya, didalam bermasyarakat kembali karena mempunyai sertifikat keahlian, dan selain daripada itu dengan adanya pelatihan kembali yang diberikan diantara para narapidana itu sendiri, akan tercipta suatu semangat kebersamaan yang positip dan terciptanya sumber daya manusia trampil yang berkesinambungan, sehingga kesinambungan atas produksi KAYNA juga tidak perlu terganggu.

Ini adalah awal dari pembuktian diri warga binaan pemasyarakatan, maka lanjutkan sampai dengan proses akhir produk KAYNA ini secara profesional sehingga mampu menjadi produk unggulan lapas narkotika jakarta dan bersaing dipasar ekspor, ini harapan Kalapas, bapak Joko dalam penutupan sambutannya yang disambut dengan tepukan gemuruh warga binaan pemasyarakatan yang sedang mengikuti pelatihan produk KAYNA di BLK- Lapas Narkotika Jakarta.

Seorang Napi pun berbisik lemah kepada redaksi, " DIDALAM KETERKUNGKUNGAN TELAH LAHIR dan TERCIPTA KAYNA AROMATHERAPY dari tangan-tangan trampil narapidana ".

Alhamdullilah..... selamat berjuang dan lanjutkan ide dasar ini menjadi suatu peluang karya pengabdian dati narapidana kepada bumi pertiwi.

( AWD, team website )

Klik ini, bila mau lihat lengkap brosur KAYNA AROMATHERAPY production

Read More...

Cindera mata untuk Kadiv Pemasyarakatan, Dinamika Kelompok, Rapat Internal Kesatuan Pengamanan pada Apel Bersama di Lapas Narkotika Jakarta

12 November 2008

Masih dalam rangkaian penting kegiatan APEL BERSAMA KESATUAN PENGAMANAN Lapas Narkotika Jakarta, yaitu dimulai dengan pemberian cindera mata dari Kalapas Narkotika Jakarta kepada Kadiv Pemasyakatan Kanwil Hukum Ham DKI Jakarta, sebagai bukti kesiapan tekad, bahwa kami siap menerima tugas dan tanggung jawab yang diembankan negara dan bangsa tanpa terkecuali, Maka simbol Foto SATU HATI, SATU TUJUAN, SATU KARYA DALAM PENGABDIAN pun diserahkan.

Kadiv Pas dalam sambutannya mengatakan, karena ini simbol ini menyatakan semangat dan tekad dari Lapas Narkotika Jakarta, maka saya akan selalu mengingatnya dan akan menggantung foto ini pada ruang kerja, dan kemudian beliau memamerkan dengan bangga cindera mata itu kepada semua jajaran Lapas Narkotika Jakarta, dengan tekad yang sama beliau mendukung semangat yang membara ini.

Acara selanjutnya adalah berupa penghargaan perorangan dan regu pengamanan, dimana penilaian atas penghargaan ini didasarkan atas beberapa kriteria, yaitu absensi maksimal baik perorangan maupun regu, pemberian penghargaan ini dimaksudkan sebagai “ reward ” dengan harapan agar dapat memacu antar regu atau perorangan untuk bersaing secara positip didalam melaksanakan tugas yang diembannya.

Kemudian untuk menguji kerjasama regu dan perorangan beberapa permainan dalam bentuk DINAMIKA KELOMPOK yang diberikan oleh Team Humania dari DitjenPAS, karena acara tersebut dikemas secara profesional oleh team dari DitjenPAS, sehingga setiap permainan akan dapat menilai watak, karakter dan sifat orang didalam melakukan kerjasama team dan atau watak seseorang didalam melaksanakan tugas yang diembannya.

Ada yang dengan tertawa terkesan meremehkan, ada yang serius sekali mendengarkan setiap instruksi, ada yang diam dan sulit diprediksi, apakah dia mengerti atau tidak akan tugas yang diberikan pimpinan, tetapi pada intinya dalam DINAMIKA KELOMPOK ini selain refreshing anggota kesatuan pengamanan Lapas Narkotika Jakarta, dapat juga menguji bagaimana seorang pimpinan dapat melihat kinerja anak buahnya/stafnya didalam melaksanakan tugas baik secara regu atau perorangan, sehingga seorang pimpinan tidak harus salah memilih atau salah menilai siapa-siapa yang mampu melaksanakan tugas secara totalitas, secara setengah hati dan juga secara acuh tak acuh.

Selesai DINAMIKA KELOMPOK, acara dilanjutkan dengan makan bersama nasi tumpeng, yang dibuka oleh KADIV PAS, dengan memotong tumpeng pertama dan kemudian diberikan kepada Kalapas Narkotika Jakarta, kemudian semua anggota kesatuan pengamanan ikut makan nasi tumpeng secara bersama-sama dan terkesan hangat dalam kebersamaan malam ini, maka selesailah urutan acara resmi Apel Bersama malam itu.

Tetapi belum selesai acara ini, bagi jajaran kesatuan Pengamanan Lapas Narkotika Jakarta, karena masih ada satu acara puncak internal yang ditunggu-2 adalah “ BRIEFING “ dari Ka KPLP kepada seluruh jajaran Kesatuan Pengamanan, Forum ini sangat dirasakan penting sekali, dimana Ka KPLP memaparkan rencana dan strategi kesatuan pengamanan Lapas Narkotika Jakarta, kemudian anggota dapat mengajukan saran, usulan atau pertanyaan, yang kemudian dapat dijawab oleh regu lain, staf atau Ka KPLP sendiri, dan setiap jawaban yang tidak mendapatkan sanggahan lagi, dianggap menjadi suatu kesepakatan bersama semua jajaran kesatuan pengamanan Lapas Narkotika Jakarta, didalam mengemban tugas dan amanah yang diberikan atau istilah kerennya…. TUPOKSI.

Tepat jam 22.30 WIB acara ditutup dengan foto bersama semua jajaran Kesatuan Pengamanan Lapas Narkotika Jakarta.

Maka dengan selesainya acara malam ini, dapat berlanjut dalam aplikasi pelaksanaan semua program yang telah disepakati bersama dalam jiwa dan semangat SATU HATI, SATU TUJUAN, SATU KARYA dalam PENGABDIAN……

SALAM PEMASYARAKATAN…. ( team website,AWD )



Read More...

APEL BERSAMA Penyatuan VISI dan MISI Kesatuan Pengamanan Lapas Klas IIA Narkotika Jakarta

11 November 2008

Tanggal 10 Nopember 2008 jam 19.00, tepat masih dalam situasi Hari Pahlawan, kesatuan pengamanan Lapas Narkotika Jakarta ( KPLP ) mengadakan APEL BERSAMA, dengan motto dan semangat SATU HATI, SATU TUJUAN, SATU KARYA DALAM PENGABDIAN.

Dengan dipimpin oleh Bapak Heru Yuswanto. Amd,IP. Msi sebagai Kepala KPLP yang baru, acara dimulai dengan peningkatan disiplin ( baris berbaris ) dan kesiapan phisik ( lari bersama memutar lapangan Olahraga ), setelah itu persiapan resmi untuk gelar APEL AKBAR, sebagai komandan Upacara Ka KPLP dan Inspektur Upacara adalah Bapak H. Wibowo Joko Harjono, Bc.IP,SH, MM, Kalapas Narkotika Cipinang, nampak sekali cukup khidmat dan disiplin acara ini berlangsung, menun jukkan kesiapan jajaran kesatuan pengamanan untuk mengemban amanah tugas sebagai abdi negara, apalagi semua kepala seksi dan kasubsi hadir dalam acara ini, semua menggunakan seragam baru yang sama menunjukkan kesiapan semua jajaran siap bantu membantu/mendukung secara organisatoris sebagai abdi negara warga pemasyarakatan.

Setelah Pengarahan dari Inspektur Upacara, tentang peningkatan kesiapan jajaran Kesatuan Pengamanan untuk menghadapi hari besar Natal dan Tahun Baru, beliaupun meminta agar Apel bersama ini dijadikan tradisi minimal 3 bulanan, sebagai sarana refreshing dan instrospeksi diri pelaksanaan aktivitas pengamanan, sehingga tidak jenuh didalam pelaksanaan tugas rutin yang diembannya.

Acara selanjutnya adalah sambutan dari Kepala Divisi Pemasyarakatan ( KADIV PAS ) kanwil Depkumham DKI, Bapak Drs. Murdjianto Bc.IP, SH, MM, beliau sangat salut dan bangga atas acara Apel Bersama ini, karena dapat meningkatkan Kewaspadaan dan Kerja sama yang baik pada jajaran pengamanan dalam mengemban tugas pokoknya, untuk itu beliau berharap acara Apel bersama ini dapat ditiru atau diikuti oleh Unit Pelaksana Teknis yang lain ( UPT ), demikian beliau menutup sambutannya.

Acara ini bertambah sakral dengan pembacaan doa sebagai awal niat kebersamaan sesuai dengan motto dan semangat SATU HATI, SATU TUJUAN, SATU KARYA DALAM PENGABDIAN

Acara formalpun selesai dan dilanjutkan dalam episode informal yang masih merupakan rangkaian kegiatan apel akbar ini.

SELAMAT BERKARYA KESATUAN PENGAMANAN LAPAS NARKOTIKA JAKARTA dengan satu niat dan satu tujuan demi pengabdian kepada Negara dan Bangsa


SUKSES Selalu…… ( team website lapsustik, AWD )

( MAU LIHAT FOTO LENGKAP lihat dan Klik HALAMAN VIDEO FOTO LAKOTA )

Read More...

PENINGKATAN KAPASITAS PETUGAS PEMASYARAKATAN DALAM MENERAPKAN NILAI-2 HAK ASASI MANUSIA DI LAPAS

18 Oktober 2008

PENINGKATAN KAPASITAS PETUGAS PEMASYARAKATAN DALAM MENERAPKAN NILAI-2 HAK ASASI MANUSIA DI LAPAS, adalah tema dari Pelatihan HAM yang diadakan oleh DITJENPAS dan RWI Indonesia ( Raoul Wallenberg Institute ) dilapas narkotika jakarta pada tanggal 16-17 Oktober 2008.



Sebagai LSM besar yang telah malang melintang dalam bidang HAM dari negara swedia, RWI telah lama mengadakan pelatihan HAM di Indonesia, dimana ditenggarai bahwa pada Lembaga Pemasyarakatan sangat sering terjadi tindak kekerasan pada narapidana, maka RWI-Indonesia bekerjasama dengan Ditjenpas untuk melatih dan mengajarkan tentang HAM kepada Pejabat dan para Petugas LAPAS.

Pada Lapas-lapas di Indonesia dibuatkan 5 model lapas percontohan untuk sebagai tempat aplikasi pelaksanaan HAM pada Narapidana, dimana salah satu pilot projectnya adalah di Lapas Narkotika Jakarta. Setelah Pelatihan dilakukan kepada para Pejabat dan Petugas lapas beberapa waktu yang telah lalu, maka RWI memantau/memonitoring apakah benar bahwa pelatihan HAM yang telah diberikan dapat dilaksanakan di lapas yang dimaksud.

Lapas Narkotika Jakarta, dengan niat "walaupun kecil tapi kami harus berbuat, daripada kami tidak berbuat sama sekali", untuk itu dengan di komandani oleh Bapak Joko, sebagai Kalapas, bulan Juni 2007 dibentuklah POKJA HAM, dengan ketuanya Kasi ADKAM, wakil dan anggota-2nya terdiri dari Ka. KPLP, Kasi BINADIK, Kasi GIATJA, Kasubag Tata Usaha, para Kasubsi dan beberapa petugas pengamanan.

Dan pada awal 2008 dimulailah aplikasi perkuatan pelaksanaan HAM di lapas Narkotika Jakarta, dengan dilaksanakannya program-2 sbb :

1. Pembuatan KOTAK SUARA HAM, setiap Narapidana diberikan fasilitas menyampaikan keluhan, usul dan saran-2.

2. WARTEL 8 line, berkerjasama dengan Telkom Fleksi, sebagai sarana komunikasi antara narapidana dengan keluarga, yang diresmikan oleh Dirjen Pemasyarakatan

3. WEBSITE, sebagai sarana pendukung penyebaran informasi dan keterbukaan lapas didalam pelaksanaan program-2 pembinaan terhadap narapidana, agar pihak diluar tembok Lapaspun dapat mengetahui dan berkomunikasi lewat website.

4. TETAP KUAT, TANPA KEKERASAN, adalah motto Kesatuan Pengamanan Lapas Narkotika, dimana motto ini dideklarasi oleh Bapak Liliek Sujandi, yang pada saat itu masik menjabat sebagai KaKPLP Lapas Narkotika Jakarta ( saat ini telah menjadi Kalapas Lapas Merauke ), dimana pada saat itu diadakan APEL BERSAMA seluruh jajaran keamanan Lapas narkotika, bahwa didalam melakukan Tindakan Pengamanan untuk Narapidana, kita semua harus melakukan 2 pendekatan, yaitu Pengamanan STATIS dan Pengamanan DINAMIS, sehingga diharapkan semua jajaran pengamanan melakukan pendekatan/komunikasi dengan narapidana,dengan itu saluran komunikasi dapat terjalin dengan baik dan tidak tersumbat, dan pada akhirnya semua pihak dapat menghargai hak dan kewajiban setiap manusia, baik dia sebagai narapidana maupun dia sebagai petugas lapas.

5. PASAR MALAM dan LAYAR TANCAP, dengan berjalannya aplikasi pelaksanaan HAM pada program-2 sebelumnya, maka Narapidana diberikan penghargaan dengan memberikan SARANA HIBURAN pada Malam Hari, dimana semua narapidana dikeluarkan dari sel-2nya sejak jam 19.00 s/d jam 22.00, untuk menikmati hiburan nonton film, makan malam dari gerobak-2 makanan, berjoget ria dengan alunan musik dangdut. ( program ini akan ditindak lanjuti 1x dalam 2 bulan ).... semua acara dapat berjalan lancar, tidak terjadi kekacauan sama sekali, narapidana puas karena harkatnya dihargai, petugaspun puas tidak ada gangguan keamanan semua dapat berjalan tertib dan terkendali, bahkan acara ini telah dilakukan 2x pada bulan Juni dan terakhir bulan juli 2008, dilakukan sekaligus mengantar kepergian KaKplp, Lilik Sujandi mengemban tugas sebagai Kalapas Lp Merauke dan kedudukannya sekarang digantikan oleh Bapak Heru.



5 Program utama yang dijalankan dan program-2 lainnya inilah yang kemudian dipantau oleh RWI dan Ditjenpas, baik lewat website lapas, maupun interaksi langsung antara lapas narkotika dan RWI, sehingga kemudian diadakannya acara ini, dimana para pembicara/fasilitatornya adalah mereka-2 yang telah pernah menerima pelatihan HAM sebelumnya( Bapak Yandi dari DitjenPas, Ibu Sri Astiana dari Kanwil Depkumham DKI, Bapak Lilik Sujandi dari Lapas Merauke, Bapak Abner Jolando dan Bapak SP.Barus dari Lapas Narkotika Jakarta ) sebagai bentuk test case terhadap kemampuan pemahaman terhadap pelaksanaan HAM yang telah mereka lakukan selama ini dan akan menjadi pelajaran baru bagi para peserta latihan HAM lainnya, didalam menimba pelajaran dan pengalaman yang telah diberikan dari para fasilitatornya.

Semoga dengan kesadaran dan pemahaman yang tinggi tentang Hak Asasi Manusia, maka setiap orang siapapun dia, yang sadar akan harkatnya sebagai ciptaan TUHAN, selalu mempunyai 2 implikasi, yaitu HAK dan KEWAJIBAN sebagai MANUSIA dimanapun, kapanpun dan siapapun dia. ( Red.. EWD )

dan untuk melihat foto / video lengkap dapat klick : http://videolakota.blogspot.com/


Read More...

APA DAN SIAPA PSIKOPAT ??

06 Oktober 2008

APA DAN SIAPA PSIKOPAT ?

Psikopat. Bagi orang awam kata itu menunjuk pada sebuah julukan seseorang pembunuh berdarah dingin. Mungkin kasus psikopat yang masih hangat dalam ingatan kita adalah pembunuhan berantai dengan cara mutilasi oleh Rian. Banyak orang yang tertipu dengan penampilan Rian yang terlihat pendiam dan alim. Belum lagi ekspresi wajah Rian yang terlihat sangat datar saat mengakui perbuatannya dan melakukan rekonstruksi pembunuhan.

hal ini banyak membuat orang menjadi menggeleng-gelengkan kepala tak percaya dengan apa yang terjadi. Tapi apa sebenarnya itu psikopat dan apa serta bagaimana psikopat itu bisa muncul pada diri seseorang? Disini saya mencoba menceritakan secara singkat hal tersbut. Mudah-mudahan pengetahuan ini bisa sedikit menambah wawasan kita yang berkecimpung di dunia pemasyarakatan.

Istilah psiko (psycho) atau psiki (psyche) berasal dari Yunani yang berarti jiwa dan pathos yangberarti penyakit. Psikopat secara harfiah berarti sakit jiwa. Pengidapnya juga sering disebut sebagai Sosiopat karena prilakunya yang antisosial dan merugikan orang-orang terdekatnya. Psikopat adalah bentuk kekacauan mental ditandai tidak adanya integrasi pribadi; orangnya tidak pernah bisa bertanggung jawab secara moral,
selalu konflik dengan norma sosial dan hukum (karena sepanjang hayatnya dia hidup dalam lingkungan sosial yang abnormal dan immoral).

Seorang psikopat dapat melakukan apa saja yang diinginkan dan yakin bahwa yang dilakukannya itu benar. Sifatnya yang pembohong, manipulatif, tanpa rasa kasihan atau rasa bersalah setelah menyakiti orang lain, tanpa ekspresi, sulit berempati dengan orang lain dan mudah mengancam siapa saja, bahkan kadang-kadang ia dapat bertindak kejam tanpa pandang bulu. Pembicaraan mengenai dirinya sangat melambung tinggi dan melihat kelemahan dirinya ada pada orang lain dan tidak peduli terhadap siapapun.

Sosok seorang psikopat pada umumnya memiliki pribadi dan penampilan yang menarik dan menyenangkan. Bahkan banyak diantara mereka memiliki kemampuan intelegensi yang tinggi dan professional dalam bidang tertentu. Seperti dokter, politikus, pemuka agama, psikiater, guru, bahkan petugas penegak hukum. Dalam kasus criminal psikopat dikenal sebagai pembunuh, pemerkosa, dan koruptor. Menurut penelitian sekitar 1% dari total populasi dunia mengidap psikopati. Pengidap ini sulit dideteksi karena sebanyak 80% lebih banyak yang berkeliaran daripada yang mendekam di penjara atau dirumah sakit jiwa, pengidapnya juga sukar disembuhkan.
Apa Penyebabnya? (etiologi)

1. Kelainan di otak.
Hubungan antara gejala Psikopat dengan kelainan sistem serotonin, kelainan struktural (“…decreased prefrontal grey matter, decreased posterior hippocampal volume and increased callosal white matter) dan kelainan fungsional (… dysfunction of particular frontal and temporal lobe) otak. (Pridmore, Chambers & McArthur 2005).

2. Lingkungan.
Mereka yang berkepribadian psikopat memiliki latar belakang masa kecil yang tidak memberi peluang untuk perkembangan emosinya secara optimal. (Kirkman, 2002).

3. Kepribadian sendiri.
Adanya korelasi antara perilaku orang-orang dengan sindrom psikopat, dengan skor yang tinggi dalam tes kepribadian Revised NEO Personality Inventory (NEO-P-I-R,1992). (Miller & Lynam, 2003)
Selain beberapa penelitian diatas masih banyak lagi penelitian tentang etiologi psikopat. Sebagian besar psikolog dan psikiater masih berpegang pada faktor lingkungan dalam timbulnya kepribadian psikopat ini.
Tidak mudah mendiagnosa psikopat. Namun ada tiga ciri utama yang biasanya melakat pada seorang psikopat, yakni

1. Egosentris,
2. Tidak punya empati
3. Tidak pernah menyesal.

Selain itu terdapat sepuluh karakter spesifik psikopat. Di antaranya adalah :

1. Persuasif dan memesona di permukaan
2. Emosi dangkal
3. Manipulatif
4. Pembohong
5. Impulsif
6. Pintar bicara
7. Toleransi yang rendah pada frustasi
8. Membangun relasi yang singkat dan episodik
9. Gaya hidup parasitik
10. Melanggar norma sosial yang persisten.

Psikopat tidak hanya ada di penjara, di ruang sidang pengadilan, atau pada kisah "pembunuhan", Penelitian menyatakan bahwa 1% populasi orang dewasa yang bekerja adalah psikopat di tempat kerjanya. lewat berbohong, mencurangi, mencuri, mememanipulasi, mengorbankan dan menghancurkan para rekan kerja, serta kesemuanya tanpa rasa salah maupun penyesalan. Mereka yang disebut organisasional psikopat, berkembang pesat di dunia bisnis, di mana kezaliman dan nafsu mereka tidak saja mereka salah-artikan sebagai ambisi dan keterampilan memimpin, namun juga sebagai sesuatu yang dihargai melalui promosi, bonus dan kenaikan upah.

Psikopat di tempat kerja berpikir layaknya psikopat kriminal. Mereka berusaha sekeras-kerasnya demi mereka sendiri. Perbedaan keduanya adalah, psikopat kriminal menghancurkan korban secara fisik, sedangkan psikopat tempat kerja menghancurkan korbannya secara psikologis," Mereka tidak peduli. Mereka tidak berpikir dirinya adalah psikopat. Mereka tidak berpikir apa yang sedang dilakukan adalah salah. Mereka hanya berpikir dirinya pintar, dan jika semua orang secerdas mereka, semuanya pun akan melakukan hal serupa," katanya.

Sistem pendidikan yang menuntut mengejar prestasi, juga bisa memicu tumbuhnya pribadi psikopat. Bila tiap anak dituntut menjadi nomor satu, sementara ia sadar
kemampuannya terbatas, apa yang terpikir olehnya untuk mencapai tujuan itu? Bisa saja dia mencari jalan pintas, dan hal ini dapat mengundang anak menjadi psikopat.
Jadi pembaca, perlu diingat gelar psikopat bisa nemplok tanpa pilih tempat dan status seseorang. Sama persis kaya HIV/AIDS kaannn...??!!! Apalagi gaya hidup masyarakat yang modern tanpa sadar ikut andil melahirkan psikopat. Kita bisa belajar banyak dari kasus Rian yang karena beratnya tekanan hidup, akhirnya berbagai hal yang menyimpang dari norma dan hukum, justru menjadi aktivitas "sehari-hari" . Jadi kalo bisa habis baca artikel ini mulai introspeksi diri deh..apakah Anda memiliki ciri2 seorang psikopat...???? mudah-mudahan sihh ga ada yaaa......
(Gita noverita Sari)Sumber Bacaan : Artikel Internet dan Buku-buku Psikologi




Read More...

4 TIPE MANUSIA MENGHADAPI TEKANAN HIDUP

09 September 2008


"Semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita untuk tumbuh" (John Gray)

Pembaca, hidup memang tidak lepas dari berbagai tekanan. Lebih-lebih,
hidup di alam modern ini yang menyuguhkan beragam risiko. Sampai
seorang sosiolog Ulrich Beck menamai jaman kontemporer ini dengan
masyarakat risiko (risk society). Alam modern menyuguhkan perubahan
cepat dan tak jarang mengagetkan.

Nah, tekanan itu sesungguhnya membentuk watak, karakter, dan
sekaligus menentukan bagaimana orang bereaksi di kemudian hari.

Pembaca, pada kesempatan ini, saya akan memaparkan empat tipe orang
dalam menghadapi berbagai tekanan tersebut. Mari kita bahas satu demi
satu tipe manusia dalam menghadapi tekanan hidup ini.

Tipe pertama, tipe kayu rapuh. Sedikit tekanan saja membuat manusia
ini patah arang. Orang macam ini kesehariannya kelihatan bagus. Tapi,
rapuh sekali di dalam hatinya. Orang ini gampang sekali mengeluh pada
saat kesulitan terjadi.

Sedikit kesulitan menjumpainya, orang ini langsung mengeluh, merasa
tak berdaya, menangis, minta dikasihani atau minta bantuan. Orang ini
perlu berlatih berpikiran positif dan berani menghadapi kenyataan
hidup.

Majalah Time pernah menyajikan topik generasi kepompong (cacoon
generation). Time mengambil contoh di Jepang, di mana banyak orang
menjadi sangat lembek karena tidak terbiasa menghadapi kesulitan.
Menghadapi orang macam ini, kadang kita harus lebih berani tega.
Sesekali mereka perlu belajar dilatih menghadapi kesulitan. Posisikan
kita sebagai pendamping mereka.

Tipe kedua, tipe lempeng besi. Orang tipe ini biasanya mampu bertahan
dalam tekanan pada awalnya. Namun seperti layaknya besi, ketika
situasi menekan itu semakin besar dan kompleks, ia mulai bengkok dan
tidak stabil. Demikian juga orang-orang tipe ini. Mereka mampu
menghadapi tekanan, tetapi tidak dalam kondisi berlarut-larut.

Tambahan tekanan sedikit saja, membuat mereka menyerah dan putus asa.
Untungnya, orang tipe ini masih mau mencoba bertahan sebelum akhirnya
menyerah. Tipe lempeng besi memang masih belum terlatih. Tapi, kalau
mau berusaha, orang ini akan mampu membangun kesuksesan dalam
hidupnya.

Tipe ketiga, tipe kapas. Tipe ini cukup lentur dalam menghadapi
tekanan. Saat tekanan tiba, orang mampu bersikap fleksibel. Cobalah
Anda menekan sebongkah kapas. Ia akan mengikuti tekanan yang terjadi.
Ia mampu menyesuaikan saat terjadi tekanan. Tapi, setelah berlalu,
dengan cepat ia bisa kembali ke keadaan semula. Ia bisa segera
melupakan masa lalu dan mulai kembali ke titik awal untuk memulai
lagi.

Tipe keempat, tipe manusia bola pingpong. Inilah tipe yang ideal dan
terhebat. Jangan sekali-kali menyuguhkan tekanan pada orang-orang ini
karena tekanan justru akan membuat mereka bekerja lebih giat, lebih
termotivasi, dan lebih kreatif. Coba perhatikan bola pingpong. Saat
ditekan, justru ia memantuk ke atas dengan lebih dahsyat. Saya
teringat kisah hidup motivator dunia Anthony Robbins dalam salah satu
biografinya.

Untuk memotivasi dirinya, ia sengaja membeli suatu bangunan mewah,
sementara uangnya tidak memadai. Tapi, justru tekanan keuangan inilah
yang membuat dirinya semakin kreatif dan tertantang mencapai tingkat
finansial yang diharapkannya. Hal ini pernah terjadi dengan seorang
kepala regional sales yang performance- nya bagus sekali.

Bangun network

Tetapi, hasilnya ini membuat atasannya tidak suka. Akibatnya, justru
dengan sengaja atasannya yang kurang suka kepadanya memindahkannya ke
daerah yang lebih parah kondisinya. Tetapi, bukannya mengeluh seperti
rekan sebelumnya di daerah tersebut. Malahan, ia berusaha membangun
netwok, mengubah cara kerja, dan membereskan organisasi. Di tahun
kedua di daerah tersebut, justru tempatnya berhasil masuk dalam
daerah tiga top sales.

Contoh lain adalah novelis dunia Fyodor Mikhailovich Dostoevsky. Pada
musim dingin, ia meringkuk di dalam penjara dengan deraan angin
dingin, lantai penuh kotoran seinci tebalnya, dan kerja paksa tiap
hari. Ia mirip ikan herring dalam kaleng. Namun, Siberia yang beku
tidak berhasil membungkam kreativitasnya.

Dari sanalah ia melahirkan karya-karya tulis besar, seperti The
Double dan Notes of The Dead. Ia menjadi sastrawan dunia. Hal ini
juga dialami Ho Chi Minh.

Orang Vietnam yang biasa dipanggil Paman Ho
ini harus meringkuk dalam penjara. Tapi, penjara tidaklah membuat
dirinya patah arang. Ia berjuang dengan puisi-puisi yang ia tulis. A
Comrade Paper Blanket menjadi buah karya kondangnya.

Nah, pembaca, itu hanya contoh kecil. Yang penting sekarang adalah
Anda. Ketika Anda menghadapi kesulitan, seperti apakah diri Anda?
Bagaimana reaksi Anda? Tidak menjadi persoalan di mana Anda saat ini.
Tetapi, yang penting bergeraklah dari level tipe kayu rapuh ke tipe
selanjutnya. Hingga akhirnya, bangun mental Anda hingga ke level bola
pingpong. Saat itulah, kesulitan dan tantangan tidak lagi menjadi
suatu yang mencemaskan untuk Anda. Sekuat itukah mental Anda?
Gytha (Sumber : Berani Gagal.com)



Read More...

Dilema Menjadi Pecandu Narkoba

04 September 2008

Pecandu Narkoba, Apakah Korban atau Pelaku Kriminal?

Jika Anda adalah Roy Marten, atau Shelia Marclia, apa yang Anda butuhkan saat ini? Perawatan dan rehabilitasi, atau penjara?
Pertanyaan ini harus dijawab dengan baik karena menyangkut kepentingan masa depan manusia itu dan negara.
Untuk itu, diperlukan argumen yang mengedepankan rasa keadilan dan kepentingan perlindungan masyarakat.

Mari mulai dengan penjara, pilihan yang lazim dilakukan. Karena sampai saat ini hampir semua pelaku Narkoba menjadi sasaran empuk target operasional kepolisian. Kabarnya bahkan tiap bulannya setiap Polsek maupun Polres di bagian Narkoba punya target jumlah tertentu yang harus di capai oleh personelnya untuk bisa menangkap pelaku yang terlibat di jaringan Narkoba.

Alhasil saat ini hampir semua penghuni Lapas mengalami Over Capacity. Lapas Narkoika Jakarta saat ini saja sudah mengalami over load penghuni sebanyak 2 kali lipat dari kapasitas maximum yang ditetapkan. Tapi kemudian timbul pertanyaan Apa manfaat penjara bagi pemakai narkoba seperti Roy Marten atau Shelia Marcelia ?

Pendapat umum menyatakan, penjara memberi efek jera. Artinya, mereka yang melakukan tindakan melawan hukum akan takut dan berpikir 1000 kali untuk mengulang perbuatannya karena tidak mau merasakan kembali dinginnya kamar ’hotel prodeo’. Pengalaman hidup di penjara yang pahit dan sengsara diharapkan dapat menjadi momok bagi mereka.

Benarkah? Bagi pengidap masalah adiksi terutama Narkoba pemenjaraan tidak pernah efektif. Sulit mencari bukti itu dalam literatur adiksi.

Kebutuhan akan zat adiktif atau perilaku yang digandrunginya, seperti judi, minum-minuman keras, gaya hidup yang hedonisme akan memberi dorongan yang amat besar bagi si pelaku sehingga mengalahkan mekanisme berpikir rasional dan rasa takut akan konsekuensinya. Karena itu, pencandu narkoba adalah residivis paling umum di lembaga pemasyarakatan di mana pun di dunia. Pertanyaannya, mengapa?

Adiksi Penyakit kronis
WHO (2002) mengakui adiksi sebagai sebuah penyakit kronis yang sering kambuh (chronically relapsing disease). Untuk itu, perawatan dan rehabilitasi jangka panjang (lebih dari enam bulan) dibutuhkan. Bukti-bukti empirik menunjukkan, perawatan dan rehabilitasi saja tidak cukup, dibutuhkan program purnarawat yang jangka waktunya bisa lebih dari enam bulan.

Karena untuk mencapai kondisi ”pulih” seorang adiksi narkoba harus melewati tiga tahapan pemulihan yaitu : ’ Tahap Rehabilitasi Medis’, Tahap Rehabilitasi Non Medis’ dan ’Tahap Bina Lanjut’ (after care). Semua ini berarti, ”penyembuhan” terhadap individu yang mengalami permasalahan adiksi narkoba bukan proses sederhana. Para ahli sepakat, pencandu narkoba mempunyai masalah medis, psikologis, dan sosial yang serius.

Kita tahu, musuh masyarakat bukan pencandu, tetapi produsen dan pengedar. Statistik Dep.Kum dan HAM (2006) menunjukkan, jumlah mereka di penjara jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pencandu (73 persen pengguna, 25 persen pengedar, 2 persen produsen). Hukuman mereka juga lebih ringan dibandingkan dengan pencandu.

Pemenjaraan pencandu menyebabkan penjara penuh dan overcrowded, terjadinya kekerasan dan eksploitasi, penularan penyakit (termasuk HIV/AIDS), dan pengembangan jaringan baru yang melibatkan pencandu dalam kejahatan narkoba terorganisasi. Jika kita memahami persoalannya seperti ini, mengapa kita terus melakukan kesalahan yang sama?

Mungkin tanpa kita sadari dengan semakin banyaknya jumlah orang yang menjadi penghuni penjara maka semakin banyak pula negara kehilangan sumber produktivitas SDM. Belum lagi negara harus membiayai fasilitas dan biaya operasional setiap Lapas. Jika dipikirkan matang-matang, seorang pencandu—yang dalam banyak kasus kehilangan tujuan hidup—dapat ditangani secara lebih kreatif dan bermanfaat.

Penjara seolah menjanjikan adanya detoksifikasi dengan model kalkun dingin (cold turkey), yaitu bebas dari zat/obat adiktif. Namun, dengan maraknya peredaran narkoba di penjara, detoksifikasi pun tidak mungkin dijalankan secara efektif.

Tindakan selanjutnya, yaitu perawatan dan rehabilitasi, jelas tidak dapat terpenuhi di dalam penjara karena programnya tidak dirancang khusus untuk itu. Dibandingkan dengan panti rehabilitasi pecandu narkoba yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta yang jauh lebih lengkap, kondisi, fasilitas dan sumber daya manusia di Lapas cukup memprihatinkan. Akibatnya, banyak pencandu yang sakit, ketularan penyakit (termasuk HIV/AIDS), dan meninggal.

Karena tingginya penularan HIV di penjara, negara bahkan terpaksa membuat program baru, seperti rumatan metadon dan program pengurangan dampak buruk (harm reduction) lainnya.Selain itu program rehabilitasi di Lapas kadang dijadikan sarana untuk ’mengisi waktu luang saja’ tanpa diiringi oleh kesungguhan dari dalam diri untuk ’sembuh’ dari penyakit adiksinya.

Orang-orang seperti Roy Marten atau Fariz RM akan lebih bermanfaat, bagi dirinya dan orang lain, jika dimasukkan dalam program rehabilitasi medik, lalu sosial. Mereka perlu mencari makna hidup dengan membantu orang lain melalui bakat-bakat dan kemampuan mereka.

Mengelola sumber daya di dalam negara yang miskin—walau katanya kaya—seperti Indonesia, kita harus pandai-pandai berhemat. Ini bukan hanya soal finansial, melainkan justru soal memaksimalkan modal sosial yang ada. Jangan sampai bakat- bakat para pencandu habis dipenjara sekaligus bersama tubuh dan jiwa mereka.

Investasikan sumber daya yang sangat langka di negara ini untuk memerangi narkotikanya, mencegah dampak buruknya, dan mendidik masyarakat. Pencandu bukan musuh masyarakat. Oleh karena itu marilah dari sekarang kita lebih memfokuskan diri bagaimana menangani pecandu narkoba yang lebih efektif dan efesien lagi.

Apakah mereka butuh rehabilitasi dan perawatan, ataukah jeruji penjara yang hanya bisa menahan sementara rasa sugesti tanpa ada cara untuk bisa menghilangkanya?? Dan kemudian setelah keluar penjara kembali relapse??. Jangan sampai kita terjebak ke dalam lingkaran masalah yang tak ada ujungnya.
(Gita Noverita Sari)(Sumber : Irwanto Dosen Fakultas Psikologi Unika Atma Jaya)

Read More...

BHAKTI MERAH PUTIH 2008, Peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia ke 63 tahun

02 Agustus 2008

Aktivitas yang menimbulkan semangat, kesadaran dan tekad yang kuat untuk menunjukkan, bahwa : “ Lembaga Pemasyarakatanpun adalah cermin dari kehidupan masyarakat di luar tembok penjara “.

MAKNA :

Dengan memperhatikan VISI PEMASYARAKATAN yaitu :
“ Memulihkan kesatuan hubungan hidup, kehidupan dan penghidupan warga binaan pemasyarakatan sebagai individu, anggota masyarakat dan mahluk Tuhan YME (Membangun Manusia Mandiri)”.

Dan juga MISI PEMASYARAKATAN yaitu “Melaksanakan perawatan tahanan, pembinaan dan pembimbingan warga binaan pemasyarakatan serta pengelolaan benda sitaan negara dalam kerangka penegakan hukum, pencegahan dan penanggulangan kejahatan serta pemajuan dan perlindungan hak asasi manusia. “

Sehingga Momentum PERINGATAN KEMERDEKAAN RI ke 63 Tahun kali ini yaitu dengan menggali dan mengingatkan kembali tentang wawasan kebangsaan, dimana semua anak bangsa tidak terkecualipun didalam lembaga pemasyarakatan adalah bagian dari Bangsa dan Negara Indonesia yang harus selalu siap melangkah kedepan dengan derap-derap pasti menuju Indonesiaku Makmur dan Sejahtera.

Peran Aktif kembali “ , adalah suatu hikmah dari Konsep Pemasyarakatan, yaitu dengan memberikan pembinaan yang berwawasan kebangsaan, sehingga setiap narapidana akan merasakan dan tersentuh hati nuraninya yang paling dalam, bahwa “ aku adalah anak bangsa Indonesia”, “ aku anak Negara Indonesia “ dan aku harus siap mengabdi kembali demi bangsa dan tanah airku tercinta, INDONESIA.


TUJUAN :

Merupakan Kepedulian Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Narkotika Cipinang, atas dasar realitas yang ada, agar semangat anak negeri ini tidak luntur walaupun hidup didalam keterbatasan sebagai warga binaan.

Memberikan dorongan dan motivasi bagi petugas Lembaga Pemasyarakatan untuk selalu melakukan pembimbingan dan pembinaan bagi warga binaan.

Agar semangat anak bangsa ini, walaupun dalam keterbatasan yang ada, tetap menyala dan ber-api-api dari sanubari yang terdalam, keterbatasan bukan alasan untuk makin meredupnya semangat kebangsaan, justru akan mengobarkan semangat dan nurani yang terdalam, dimanapun, kapanpun dan dalam keadaan apapun, aku adalah anak bangsa yang siap berkorban demi bangsa dan tanah airku.

GAGASAN :

Muncul gagasan unik dalam memperingati momentum Peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia ke 63 ini ,yaitu dengan mengkolaborasikan Petugas Lapas Narkotika Cipinang dengan Warga binaan-nya (Narapidana),untuk menggelar acara BULAN BHAKTI MERAH PUTIH , adalah suatu bentuk kesadaran dan tekad yang kuat untuk menunjukkan, bahwa “ Lembaga Pemasyarakatanpun adalah cermin dari kehidupan masyarakat di luar tembok penjara “.

NAMA ACARA

1. Rangkaian acara yang dikemas secara Massal /Kolosal yang melibatkan Petugas Lapas,Para Napi dan Keluarga Napi

2. Satu- satunya Variety Show atau Reality Show yang menampilkan Emosi ( Sukacita & Keharuan ) para Napi yang dapat menghabiskan waktu bersama kelurganya dalam beberapa hari yang telah ditentukan penuh untuk saling berinteraksi dan terlibat dalam setiap rangkaian Acara

3. Kegiatan yang akan merubah Mind Set seluruh Masyarakat terhadap Narkoba & Penyalahgunaan Narkoba melalui Rangkaian Acara Sugestif yang berbeda dengan kegiatan yang pernah ada

4. Memperlihatkan kepada masyarakat konsep “Penjara Modern” kepada masyarakat,sebuah penjara dengan kesan “Terbuka” namun tetap Kondusif dan merupakan bagian dari Masyarakat

MATERI ACARA

1. Rangkaian acara diawali dengan 1 hari aktivitas OUTBOND 200 orang Napi Assilimilasi :(1 Agustus 2008)

SUB TEMA : BHAKTI MERAH PUTIH WBP Assimilasi Lapas Narkotika Jakarta
Arti kegiatan ini, adalah bukti suatu proses panjang pembinaan yang terjadi didalam LP, dengan harapan agar WBP siap untuk berintegrasi kembali didalam masyarakat, dengan semangat dan nurani kebangsaan yang menggelora , bahwa AKU SIAP BERBAKTI untuk masyarakat, bangsa dan negaraku.

a. Pembuatan Bendera / baliho Merah Putih Terpanjang (+/- 63 m’)
b. Penghijauan 63 pot bunga disepanjang Jalan Areal LP Narkotika Jakarta
c. Pengecatan Trotoar Hitam/Putih
d. Kunjungan Keluarga bagi Napi Assilimilasi diluar Lapas ( di areal Gedung 1 )
e. Pendanaan : Sponsorship, donator dan total biaya

2. THERAPI Penyembuhan oleh SEFT : adalah suatu bentuk pengajaran terapi penyembuhan mental/spiritual yang dapat dilakukan sendiri oleh siapapun, dimanapun, disetiap tempat, disetiap saat dengan selalu mengingat kepada Tuhan YME.

SUB TEMA : “BHAKTI MERAH PUTIH untuk PENYEMBUHAN Mental dan Spiritual

Arti kegiatan ini : Terapi penyembuhan ini bermaksud mengingatkan kembali, bahwa sebagai umat Allah yang sempurna, bahwa pada setiap “ sakit “ selalu timbul bersama “ obatnya “, bahwa pada setiap “ kesulitan “ selalu timbul bersama “ kemudahannya”, hal-hal inilah yang akan diberikan dan digali secara bersama-sama didalam terapi ini, sehingga akan terpancar nurani keimanannya untuk selalu ingat pada Tuhan dan tugas utama apa sebagai makhluk Tuhan untuk mengisi kehidupan didunia ini pada umumnya, atau untuk masyarakat, bangsa dan Negara pada khususnya.

Dilakukan di lapangan sepak Bola Lapas Narkotika Jakarta, pada tanggal 26 Agustus 2008
Peserta Acara : Petugas Lapas Narkotika dan seluruh WBP
Pendanaan : Sponsorship, donator


3. OLAHRAGA, untuk menguji minat dan bakat WBP dalam berolahraga demi kesehatan jiwa dan raga

Sub Tema : BHAKTI MERAH PUTIHKU, dalam kesehatan Jiwa Raga demi mengisi Kemerdekaan Indonesia ku.

o OLAHRAGA KONVENSIONAL :
1. Bulutangkis antar WBP dan Petugas
2. Footsal antar WBP dan Petugas
3. Tennis Meja WBP dan Petugas
4. Bola Volley WBP dan Petugas
5. Tarik Tambang WBP dan Petugas
6. Balap Sepeda Mini WBP dan Petugas

o OLAHRAGA NON KONVENSIONAL : ( melatih kebersamaan, bekerjasama dan mau tahu lingkungan )
1. Fun Aerobic antara Seluruh Napi,Keluarga Napi & Petugas Lapas
2. Aneka Lomba Kreatif yang melibatkan secara langsung Napi & Keluarga Napi

Pendanaan : Sponsorship, donator


4. RENUNGAN MALAM yang diadakan pada saat malam Peringatan Kemerdekaan RI yang ke 63 Tahun :

Sub Tema : BHAKTI MERAH PUTIH untuk BANGSA dan NEGARAKU ( 16 Agustus Malam hari )

Arti kegiatan : Merenungkan sesaat arti perjuangan para pahlawan kita didalam merebut kemerdekaan Indonesia saat itu dengan melakukan suatu instrospeksi diri yang dalam, bahwa apa yang telah aku berikan pada Tuhan, Bangsa, Negara dan keluargaku didalam mengisi kemerdekaan ini.

Penyegaran keimanan ( Emotional Spiritual Quation ) oleh ustad Ary Ginanjar
Peserta WBP dan Petugas Lapas Narkotika Jakarta
Pendanaan : Sponsorship, donator

5. PANGGUNG KESENIAN TERBUKA dengan Tema GEMPITA BHAKTI MERAH PUTIH untuk INDONESIAKU,
Arti kegiatan : Seni dan budaya adalah salah satu bentuk pengisian kemerdekaan Indonesia dan dapat menjadi tolok ukur suatu kemajuan bangsa, gempitanya seni dan budaya dapat membakar semangat dan mengingatkan kembali jiwa dan raga kita untuk secara bersama-sama membangun Indonesia tercinta

a. Band DANGDUT dengan Artis Penyanyi dari INDIKA entertainment dan juga penyanyi-2 dari TPI-KDI
b. Peserta, WBP, tamu VIP, Petugas Lapas dan Keluarga dari WBP diijinkan masuk dalam areal lapangan Lapas dan sekaligus mengadakan kunjungan langsung
c. Makanan dalam gerobak masuk kedalam lapas

Pendanaan dari SPONSOR dan donatur

ditulis dari proposal sponsonship 2008

Read More...

SEFT UNTUK PECANDU DI LAPAS NARKOTIKA

31 Juli 2008

SEFT UNTUK PECANDU DI LAPAS NARKOTIKA

Pada tanggal 21 dan 22 Juli kemarin saya mendapat kesempatan untuk mengikuti sebuah Training In House di Hotel Harris Jakarta. Isi training ini memperkenalkan suatu teknik baru untuk mengatasi berbagai masalah fisik dan emosi yang bernama SEFT. SEFT singkatan dari Spiritual Emotional Freedom Technique. Penemu teknik ini adalah seorang psikolog bernama Ahmad Faiz Zainuddin alumni dari fakultas psikologi UNAIR Surabaya.

Sebelumnya saya sudah pernah membaca bukunya. Dan saya bersyukur sekali mendapat kesemapatan mengikuti trainingnya dan bertemu langsung dengan penciptanya (orang nya ganteng lhooo…). Saya akan coba menceritakan sedikit tentang SEFT meskipun tidak terlalu mendalam. SEFT merupakan teknik pengembangan diri ekletis yang menggabungkan 14 macam teknik terapi (termasuk kekuatan spiritual) untuk mengatasi berbagai macam masalah fisik, emosi, pikiran, sikap, motivasi, perilaku, dan peak performance secara cepat, mudah & universal.

14 macam teknik terapi yang masuk dalam teknik SEFT (Cognitive Therapy (NLP), Behavioral Therapy, Logotherapy, Psychoanalisa, EMDR, Self Hypnosis (Ericsonian) , Sugesty & Affirmation, Visualization, Gestalt Therapy, Meditation, Sedona Methode Provocative Therapy, Energy Therapy (EFT) , Powerful Prayer )

SEFT merupakan penggabungan antara spiritualitas (melalui doa, keikhlasan, dan kepasrahan) dan energy psychology. Teknik ini telah dibuktikan oleh berbagai macam riset ilmiah. SEFT® dikembangkan dari Emotional Freedom Technique (EFT™), oleh Gary Craig (USA), yang saat ini sangat populer di Amerika, Eropa, & Australia sebagai solusi tercepat & temudah untuk mengatasi berbagai masalah fisik, dan emosi, serta untuk meningkatkan performa kerja.

Saat ini EFT telah digunakan oleh lebih dari 100.000 orang di seluruh dunia.

Dasar pemikiran dari teknik ini adalah bahwa di dalam tubuh manusia tersimpan system energi yang sangat kuat dan tidak disadari oleh kita. Aliran energi ini sering terhambat atau menjadi kacau ketika terpicu oleh kenangan masa lalu atau trauma yang tersimpan dalam alam bawah sadar. Reaksi yang muncul bias dari level ringan seperti bad mood, malas, sampai pada level yang berat seperti depresi akut, phobia, stress berkepanjangan, dan kecemasan yang berlebih.

Bahkan tidak jarang sampai menimbulkan keluhan fisik (Psikosomatis) seperti sakit migraine, nyeri lambung, gatal-gatal dan sebagainya. Dengan menggunakan teknik taping yaitu mengetuk ringan dengan dua ujung jari pada beberap titik kunci di tubuh kita yang akan membantu melancarkan aliran energi tubuh yang tersumbat.

Selain melakukan taping, hal lain yang menjadi kunci efektifitas dari teknik SEFT ini adalah pengucapan kata-kata doa (SET UP) yang bersifat Khusyu Ikhlas dan Pasrah kepada Tuhan YME.
Misalnya ketika kita mengalami rasa marah dan sakit hati kepada seseorang maka contoh kalimat set up nya :

’Ya Allah/Tuhan Meskipun saya merasa marah dan sakit hati dengan si A karena telah dilecehkan, Saya IKHLAS menerima keadaan ini, dan Saya PASRAHkan pada mu ketenangan hati ku dan jalan keluar yang terbaik atas masalah ini”.

Teknik SEFT sudah terbukti berhasil mengatasi masalah emosi dan fisik dengan waktu relative singkat 10-30 menit saja. Hal ini saya melihat sendiri saat training kemarin Pak Faiz mampu menghilangkan phobia salah satu peserta training yang takut dengan bulu ayam.

Bahkan ketika saya di rumah saya mencoba mempraktekan pada kedua orang tua saya yang sedang sakit. Dan Alhamdulillah setelah saya lakukan SEFT rasa sakitnya berkurang dalam waktu 15 menit saja.

Meski SEFT belum pernah dicoba untuk pecandu Narkoba, namun dengan keberhasilan SEFT menangani pecandu Rokok, saya optimis teknik ini akan membantu para pecandu untuk lepas dari ketergantungannya terhadap narkoba. Dan kabar yang paling menggembirakan adalah bahwa dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke 63, SEFT Centre akan melakukan Bakti Sosial di Lapas Narkotika Jakarta yang Insya Alllah akan dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus 2008.

Bentuk kegiatannya berupa memberikan pelayanan terapi SEFT secara massal dan GRATIS lhooo. Program ini yang akan dilakukan oleh para alumni SEFT yang pernah mengikuti training metode SEFT sebelumnya, termasuk saya lhooo. Mudah-mudahan teknik SEFT ini sebagai pencerah bagi saudara-saudara kita yang sulit pulih dari ketergantungan Narkoba.

Jika anda tertarik untuk mempelajari teknik SEFT ini sudah tersedia buku panduannya di toko-toko buku seperti Gramedia dan Gunung Agung. Selain itu anda bisa kunjungi website nya di www.Logos-istitue.com. Semoga bermanfaat. (Gyth)


Read More...

THERAPEUTIC COMMUNITY (TC), di LAPAS KLAS IIA NARKOTIKA JAKARTA

19 Juli 2008

Salah satu program rehabilitasi yang dilaksanakan di Lapas KLas IIA Narkotika Jakarta adalah program Theraputic Community (TC). Program ini dirancang untuk membantu para pecandu agar dapat me-“recovery” dari ketergantungannya terhadap narkoba.

Dengan mengikuti program ini diharapkan narapidana, khususnya pecandu dapat meningkatkan kualitas hidupnya dengan lebih baik, yaitu terjadinya perubahan ke arah :

1. Total abstinen
2. Healthy life style
3. Change of personality
4. Better quality of life

Pelaksanaan TC di Lapas Klas IIA Narkotika Jakarta merupakan adaptasi dari TC yang ada di panti-panti rehabilitasi narkoba di Indonesia, terutama yang diselenggarakan oleh Departemen Sosial (Depsos) dan Badan Narkotika Nasional (BNN). Namun demikian, pelaksanaan program ini disesuaikan dengan kondisi dalam lapas, artinya TC yang dilaksanakan memiliki “kekhasan” tertentu. ( win )

tulisan lengkap " Therapeutic Community " silahkan download file dalam PDF

Read More...

KEPRIBADIAN DAN PECANDU

18 Juli 2008

Kepribadian

Kepribadian dalam bahasa Inggris adalah personality. Kata ini berasal dari bahasa Latin persona yang berarti topeng. Konsepsi awal tentang kepribadian adalah citra sosial yang sifatnya dangkal (superfacial social image). Sehingga kita sering mendengar istilah ” Banyak orang pakai topeng untuk menutupi siapa dia sebenarnya”, karena memang kepribadian seseorang tidak bisa dinilai hanya dengan melihat perilaku yang terlihat saja, tapi ada semacam dinamika yang kompleks yang terdiri dari unsur2 internal maupun eksternal individu yang saling berpengaruh.

Sebuah teori lain, teori gunung es menyatakan kepribadian kita yang asli akan muncul pada saat kita berada dalam tekanan. Dalam situasi normal, kebanyakan orang akan menampilkan sisi baik dari dirinya demi sopan santun ataupun pembentukan citra diri. Bagian ini yang berada di permukaan gunung es dan dikenal sebagai kepribadian hanya berjumlah 5% . sedangkan sisanya yang berada di bawah permukaan (95%) disebut sebagai character & temperament. Karakter menunjukkan respon kita terhadap tekanan, sementara temperamen memperlihatkan siapa kita sesuai dengan faktor2 bawaan lahir kita.

Kecanduan

Kecanduan adalah kondisi ketika kebebasan dan kendali terhadap diri sudah hilang. Dan pada saat itu seseorang akan merasa tidak berdaya untuk keluar dari situasi tersebut. Yang muncul adalah perasaan kuat untuk mengulang lagi melakukan atau memakai sesuatu dan bila tidak dikerjakan akan menimbulkan siksaan batin yang kuat.
Kecanduan narkoba memiliki intensitas yang lebih hebat sehubungan dengan adanya zat-zat kimia yang dikonsumsi dan berdampak langsung pada cara kerja otak.

Sebuah hormon yang mendatangkan kenikmatan ’dipaksa’ untuk keluar dengan bantuan zat-zat tertentu. Dan pada akhirnya mempengaruhi tingkah laku secara keseluruhan. Hal inilah yang memunculkan pendapat bahwa setelah terkena narkoba kepribadian seseorang akan berubah drastis.

Dan memang dari hasil pengalaman menginteriew para mantan pecandu mengatakan bahwa pada umumnya mereka menyadari adanya perubahan yang menonjol antara sebelum dan saat sedang menjadi pecandu. Hal-hal yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan atau takut untuk dilakukan, berubah menjadi kebiasaan sehari-hari selama mengkonsumsi narkoba.

Oleh karena itu seorang pecandu membutuhkan rehabilitasi yang memfokuskan pada perubahan perilaku pecandu. Karena diasumsikan perubahan perilaku menuntun pecandu untuk menjauhkan dan meninggalkan narkoba. Salah satu terapi perilaku yang dilaksanakan di Lapas Narkotika klas IIA adalah Therapeutic Community.

Dengan mengikutsertakan pecandu ke dalam program rehabilitasi pada akhirnya akan membantu pecandu belajar memperbaiki perilaku dan membentuk kepribadian yang lebih baik dari sebelumnya. (Gyth)



Read More...

TERAPI DAN REHABILITASI NARAPIDANA NARKOTIKA MELALUI METODE CRIMINON DAN KESENIAN

11 Juli 2008

Penulis : Wibowo Joko Harjono Bc.IP,SH,MM

Penyalahgunaan Napza di Indonesia smakin hari semakin memprihatinkan. Menghadapi fenomena ini pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai tindakan pencegahan agar dapat menyelamatkan generasi bangsa dari cengkeraman napza.

Napza telah menimbulkan banyak korban, terutama kalangan muda yang termasuk usia produktif. Masalah ini bukan hanya berdampak negatif terhadap diri pengguna, tetapi lebih luas lagi berdampak negatif terhadap kehidupan keluarga dan masyarakat, bahkan mengancam dan membahayakan keamanan, ketertiban.

Besarnya masalah akibat penyalahgunaan napza ini, tentu saja perlu mendapat penanganan yang serius dari semua pihak. Karena masalah pemulihan penyalahgunaan napza bukanlah hal yang mudah, melainkan merupakan suatu proses perjuangan panjang yang memerlukan strategi dan pelaksanaan secara tepat, terintegrasi dan terarah.

Berbagai program rehabilitasi napza menjadi salah satu langkah yang serius dalam penanganan penyalahgunaan napza. Untuk itulah Lapas yang bertugas membina warga binaan juga berfungsi sebagai lembaga terapi dan rehabilitasi bagi penyalahguna napza, sehingga melalui program ini diharapkan, mereka dapat kembali berperan aktif di masyarakat dalam keadaan sudah lepas dari ketergantungan (adiksi).

Lapas diharapkan dapat menjadi pusat penanggulangan terpadu bagi penyalahgunaan napza, dimana lapas sebagai One Stop Centre yang menyelenggarakan terapi medis dan rehabilitasi sosial dalam satu atap.

Untuk itulah sejak diresmikan tanggal 30 Oktober 2003, Lapas klas IIA Narkotika menerapkan sistem One Stop Centre (OSC) untuk pembinaan penyalahguna Napza khususnya para adiksi. Maksud dari OSC ini adalah menyediakan pelayanan terapi medis dan rehabilitasi sosial dalam satu atap. Sedangkan tujuan dari OSC ini adalah membantu proses pemulihan warga binaan dari ketergantungannya terhadap napza.

Dengan kegiatan ini diharapkan warga binaan bisa mendapatkan pembinaan yang sesuai dengan kebutuhannya selama menjalani masa hukumannya. Sehingga ketika mereka kembali ke masyarakat bisa mudah berintergrasi dan berperan aktif.

Membina para pecandu di dalam Lapas adalah hal yang tidak mudah. Hal ini dikarenakan tidak ada kata ’sembuh’ dalam penyakit adiksi (ketergantungan). Pecandu sering mengalami relapse (kambuh) meskipun pernah berhenti menggunakan napza. Kata yang tepat untuk menunjukkan seseorang telah lepas dari ketergantungan adalah ”pulih” atau ”recovery”.

Inilah yang kemudian membuat Kalapas Klas IIA Narkotika Cipinang saat ini, yaitu Wibowo Joko Harjono Bc.IP,SH,MM, atau akrabnya dipanggil Pak Joko, membuat tulisan tentang “ TERAPI DAN REHABILITASI NARAPIDANA NARKOTIKA MELALUI METODE CRIMINON DAN KESENIAN “, sebagai sumbangsih pemikiran dan tanggung jawab pelaksanaan program pembinaan warga binaan pecandu napza yang telah dijalankan selama ini. ( win - redaksi )

Baca lengkap silahkan download : Terapi & Rehabilitasi Narapidana Narkoba. PDF



Read More...

TUJUH NILAI DASAR MENJADI PEMIMPIN

09 Juli 2008

“Sebagai pemimpin di departemen ini, saya mengajak saudara-saudara untuk setidaknya memiliki tujuh dasar nilai ESQ, agar menjadi pemipin yang dicintai, dapat dibanggakan dan mempertanggungjawabkan kepemimpinannya dengan kepala tegak”. Demikian sambutan Menteri Hukum dan HAM yang dibacakan oleh Sekretaris Jenderal A.Bari Azed saat membuka acara Sosialisasi Memangun Kopetensi Spriritual dan Sosial Kepemimpinan dengan Kecerdasan Emosinal dan Spiritual (ESQ)di Hotel Bukit Indah, Ciloto, Selasa 17 Juni 2008.

Tujuh dasar kepemimpinan tersebut pertama adalah jujur, setiap pemimpin harus jujur, terbuka, melaksanakan sesuai dengan peraturan.

Kedua adalah bertanggung jawab, bertanggungjawab atas apa yang dilakukan, terhadap yang dipimpin dan terhadap keseluruhan kepemimpinannya.

Ketiga adalah visioner, dapat berpikir dan melihat jauh ke depan untuk kepentingan organisasi dan orang yang dipimpinnya.

Keempat adalah disiplin, disiplin harus dimulai dari pemimpin, agar menjadi contoh teladan bagi yang dipimpinnya.

Kelima adalah kerjasama, pemimpin harus mampu bekerja sama dan mengembangkan kerja sama dengan siapa saja untuk mengembangkan organisasi ke arah kemajuan.

Keenam adalah adil, mampu adil dalam bertindak dan berperilaku.

Ketujuh adalah peduli atau care terhadap sesama, staf dan organisasi.Ketujuh nilai tersebut apabila dilaksanakan dengan baik tentu akan mendatangkan manfaat bagi kemaslahatan masyarakat banyak.

Oleh karena itu dalam acara yang diikuti oleh para pejabat eselon II tingkat pusat dan kanwil ini, Bari berharap dapat digunakan untuk menggali potensi tujuh nilai tersebut untuk dapat diterapkan dalam kepemimpinan di organisasi yang dipimpin.Kegiatan akan dilaksanakan dari tanggal 17 hingga 20 Juni 2008 ini diikuti oleh 94 peserta, 21 orang Pejabat Unit Eselon II Pusat, 43 Pejabat Eselon II Kanwil yang terdiri dari 28 Kakanwil dan 15 Kepala Divisi.

Bertindak sebagai trainer Bp. Ridwan MY dari Tim Spiritual Motivation. (en)http://www.depkumham.go.id/xDepkumhamWeb/xBerita/xUmum/TUJUH+NILAI+DASAR+MENJADI+PEMIMPIN.htm

Read More...

Belajar Dari Kung Fu Panda

Po , si Panda jantan, yang sehari-hari bekerja di toko mie ayahnya, memiliki impian untuk menjadi seorang pendekar Kung Fu. Tak disangka, dalam suatu kompetisi, Po dinobatkan sebagai Pendekar Naga yang dinanti-nantikan kehadirannya untuk melindungi desa dari balas dendam Tai Lung.

Saat menonton film animasi ini, saya seperti diingatkan tentang beberapa hal:

1. The secret to be special is you have to believe you're special.
Po hampir putus asa karena tidak mampu memecahkan rahasia Kitab Naga, yang hanya berupa lembaran kosong. Wejangan dari ayahnya-lah yang akhirnya membuatnya kembali bersemangat dan memandang positif dirinya sendiri. Kalau kita berpikir diri kita adalah spesial, unik, berharga kita pun akan punya daya dorong untuk melakukan hal-hal yang spesial. Kita akan bisa, kalau kita berpikir kita bisa. Seperti kata Master Oogway, “You just need to believe”

2. Teruslah kejar impianmu.
Po , panda gemuk yang untuk bergerak saja susah akhirnya bisa menguasai ilmu Kung Fu. Berapa banyak dari kita yang akhirnya menyerah, gagal mencapai impian karena terhalang oleh pikiran negatif diri kita sendiri? Seperti kata Master Oogway, “kemarin adalah sejarah, esok adalah misteri, saat ini adalah anugerah, makanya disebut Present ( hadiah).” Jangan biarkan diri kita dihalangi oleh kegagalan masa lalu dan ketakutan masa depan. Ayo berjuanglah di masa sekarang yang telah dianugerahkan Tuhan padamu.

3. Kamu tidak akan bisa mengembangkan orang lain, sebelum kamu percaya dengan kemampuan orang itu, dan kemampuan dirimu sendiri.
Master Shi Fu ogah-ogahan melatih Po. Ia memandang Po tidak berbakat. Kalaupun Po bisa, mana mungkin ia melatih Po dalam waktu sekejap. Kondisi ini berbalik seratus delapan puluh derajat, setelah Shi Fu diyakinkan Master Oogway -gurunya- bahwa Po sungguh-sungguh adalah Pendekar Naga dan Shi Fu satu-satunya orang yang mampu melatihnya. Sebagai guru atau orang tua, hal yang paling harus dihindari adalah memberi label bahwa anak ini tidak punya peluang untuk berubah. Sangatlah mudah bagi kita untuk menganggap orang lain tidak punya masa depan. Kesulitan juga acap kali membuat kita kehilangan percaya diri, bahwa kita masih mampu untuk membimbing mereka.

4. Tiap individu belajar dengan cara dan motivasinya sendiri.
Shi Fu akhirnya menemukan bahwa Po baru termotivasi dan bisa mengeluarkan semua kemampuannya, bila terkait dengan makanan. Po tidak bisa menjalani latihan seperti 5 murid jagoannya yang lain. Demikian juga dengan setiap anak. Kita ingat ada 3 gaya belajar yang kombinasi ketiganya membuat setiap orang punya gaya belajar yang unik. Hal yang menjadi motivasi tiap orang juga berbeda-beda. Ketika kita memaksakan keseragaman proses belajar, dipastikan akan ada anak-anak yang dirugikan.

5. Kebanggaan berlebihan atas anak/murid/diri sendiri bisa membutakan mata kita tentang kondisi sebenarnya, bahkan bisa membawa mereka ke arah yang salah.

Master Shi Fu sangat menyayangi Tai Lung, seekor macan tutul, murid pertamanya, yang ia asuh sejak bayi. Ia membentuk Tai Lung sedemikian rupa agar sesuai dengan harapannya. Memberikan impian bahwa Tai Lung akan menjadi Pendekar Naga yang mewarisi ilmu tertinggi. Sayangnya Shi Fu tidak melihat sisi jahat dari Tai Lung dan harus membayar mahal, bahkan nyaris kehilangan nyawanya. Seringkali kita memiliki image yang keliru tentang diri sendiri/anak/murid kita. Parahnya, ada pula yang dengan sengaja mempertebal tembok kebohongan ini dengan hanya mau mendengar informasi dan konfirmasi dari orang-orang tertentu. Baru-baru ini saya bertemu seorang ibu yang selama 14 tahun masih sibuk membohongi diri bahwa anaknya tidak autis. Ia lebih senang berkonsultasi dengan orang yang tidak ahli di bidang autistik. Mendeskreditkan pandangan ahli-ahli di bidang autistik. Dengan sengaja memilih terapis yang tidak kompeten, agar bisa disetir sesuai keinginannya. Akibatnya proses terapi 11 tahun tidak membuahkan hasil yang signifikan. Ketika kita punya image yang keliru, kita akan melangkah ke arah yang keliru.

6. Hidup memang penuh kepahitan, tapi jangan biarkan kepahitan tinggal dalam hatimu.

Setelah dikhianati oleh Tai Lung, Shi Fu tidak pernah lagi menunjukkan kebanggaan dan kasih sayang pada murid-muridnya. Sisi terburuk dari kepahitan adalah kita tidak bisa merasakan kasih sayang dan tidak bisa berbagi kasih sayang.

7. Keluarga sangatlah penting.
Di saat merasa terpuruk, Po disambut hangat oleh sang ayah. Berkat ayahnya pula Podapat memecahkan rahasia Kitab Naga dan menjadi Pendekar nomor satu. Sudahkah kita memberi dukungan pada anggota keluarga kita?


ANYNOMOUS

http://beranigagal.blogspot.com/

Read More...

Berteman Dengan Kegagalan

Jangan takut melintasi jalan kegagalan, karena disana tersedia banyak berkah :

1. Kesakitan dan kegagalan menciptakan daya pulih.Bagaimana kita akan mengalami pemulihan yang besar jika kita tidak pernah mengalami kesakitan atau kegagalan? Jadi, jangan takut pada kesakitan dan kegagalan, karena mereka adalah anak tangga menuju sukses.

2. Kesakitan dan kegagalan menghasilkan kedewasaaan.Kesakitan dan kegagalan akan mendatangkan banyak pelajaran dan hikmat. Keterbiasaan menghadapi kegagalan membuat kita siap menghadapi berbagai macam kesulitan.

3. Kesakitan dan kegagalan meningkatkan standar prestasi.Keberanian untuk terus maju, walaupun telah berhadapan dengan kesulitan dan kegagalan akan memotivasi kita menjadi orang yang meningkatkan standar prestasi.

4. Kesakitan dan kegagalan memampukan melihat peluang yang lebih besar.Orang yang cerdas dan cermat mampu melihat peluang2 yang dapat dimanfaatkan setelah ia mengalami kesakitan akibat kegagalan yang pernah dialaminya.

5. Kesakitan dan kegagalan mendorong untuk inovatif.Jadikan kesakitan dan kegagalan sebagai pijakan yang membuat kita bekerja lebih kreatif dan inovatif.

6. Dibalik kesakitan dan kegagalan tersedia berkat besar.Semua orang yang sukses pernah merasakan apa itu kegagalan. Dan seringkali peluang malah ditemukan ketika mereka berhadapan dengan kegagalan. Peluang itu adalah sebuah berkat yang tak pernah kita pikirkan, namun telah menjadi milik kita yang berharga.

7. Kesakitan dan kegagalan menjadi motivasi yang kuat.Kekalahan atau kegagalan seharusnya membuat kita introspeksi diri, faktor apa yang menyebabkan kita gagal. Itulah yang dilakukan Thomas Alva Edison, kegagalan tidak menghentikan percobaannya, sebaliknya hal itu memacu dia menemukan ilmu yang lebih sempurna.'KEGAGALAN ADALAH SEBUAH RAMBU YANG MENUNJUKKAN KEPADA KITA JALAN LAIN UNTUK MENUJU KEPADA KESUKSESAN'Sumber : Anonymous : http://beranigagal.blogspot.com/

Read More...

VCT di LAPAS Narkotika Jakarta

12 Juni 2008

Mengenai pelaksanaan VCT di Lapas memang tidak semua sama, dari beberapa pengalamanku mungkin aku bisa ceritakan beberapa Lapas yang telah melakukan VCT. Ini mungkin bisa dijadikan gambaran buat teman-teman yang tertarik dan konsen dengan isu HIV/AIDS di Lapas. Mungkin disini aku ceritakan aja ya mengenai alur pelayanan VCT di tempatku.

Biasanya untuk operan yang baru akan diperiksa dulu kesehatannya di poliklinik. Disitu akan dicatat mengenai riwayat pemakaian narkobanya, jika memang dia IDU atau sudah jelas ditato biasanya akan langsung dicatat ama perawat untuk dirujuk melakukan VCT. Napi baru tersebut bisa langsung menjalani VCT di hari yang telah dijadwalkan.

Selain itu, VCT juga disosialisasikan saat mapenaling (masa pengenalan lingkungan). Disitu napi baru mendapatkan sosialisasi mengenai kondisi lapas, termasuk program2 dalam lapas, salah satunya adalah VCT.

Setelah menjalani mapenaling, mereka menjalani PBB (Program Baris Berbaris) yang dimaksudkan untuk menjaga kesehatan fisik mereka. Selesai menjalani PBB mereka akan mengikuti program penyuluhan HIV/AIDS. Di program ini juga disosialisasikan tentang VCT, dan mereka bisa juga langsung menjalani VCT jika mau, sesuai dengan hari yang telah dijadwalkan.

Jalan lain untuk sosialisasi VCT adalah pada saat mereka menjalankan program TC (Therapeutic Community). Di program ini ada sesi khusus seminar, dan kita bisa memasukkan pengetahuan tentang HIV/AIDS termasuk VCT, bahkan kita bisa mengundang pihak luar untuk menjadi narasumber.

Perlu diketahui bahwa WBP disini tidak hanya sekedar menjalani pidana dengan percuma, tetapi disini mereka mendapatkan hak untuk mendapat pembinaan, termasuk rehabilitasi ketergantungan narkoba seperti TC maupun Criminon. Selain itu mereka juga bisa mengikuti kursus bahasa Inggris dan computer. Perlu diketahui bahwa setiap ada kesempatan, kami selalu menyisipkan informasi mengenai VCT. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran WBP akan pentingnya mengetahui status HIV, sehingga meningkatkan kesukarelaan mereka untuk menjalani VCT.

Untuk VCT sendiri, kami masih menjalani kerjasama dengan LSM, yaitu YPI-Pokdisus dan PKBI. Dengan YPI kebetulan sudah mau habis masa kontrak kerjanya sehingga sekarang VCT dengan mereka dijadwalkan sebulan sekali. Sedangkan dengan PKBI kami bisa melakukan VCT setiap hari, dengan catatan konselornya stand by setiap hari. Namun karena keterbatasan konselor, maka dijadwalkan seminggu sekali.

Memang untuk sarana prasarana kami masih sangat minim, untuk layanan kesehatan juga minim. Namun, toh kami tidak berhenti sampai disitu saja. Kami selalu berusaha mencari jejaring yang dapat membantu pelaksanaan VCT, dan akan lebih baik lagi kalau ada yang benar-benar mau mendukung pengobatan dan perawatan ODHA, tentu kami sangat berterima kasih. Terutama untuk tes CD4 dan tes HIV yang lain, karena sampai saat ini kami mengalami kesulitan untuk menyediakan tes gratis, meskipun kami dapat menyediakan ARV gratis.

Sedangkan untuk tindak lanjut VCT, sampai saat ini yang bisa kita lakukan adalah dengan Support Group. Untuk pelaksanaan Support Group kami menjalin kerjasama dengan PKBI. Tapi memang pelaksanaan Support Group ini belum bisa menjangkau semua ODHA. Untuk peserta support group sendiri kami juga belum bisa menyelenggarakan close meeting karena pesertanya masih terbuka baik bagi yang HIV+ maupun yang bukan.
Mengenai pemberian reward (remisi, PB, CMB, CB, CMK) kami tidak pernah mengkaitkan dengan pelaksanaan VCT. Karena program-program tersebut sudah memiliki jalur sendiri.

Remisi adalah hak setiap WBP, sedangkan PB, CMB, CB, CMK merupakan salah satu program pembinaan yang ada di mana saja disetiap UPT Pemasyarakatan. Program-program ini diberikan kepada WBP yang berkelakuan baik selama di Lapas yaitu tidak tercatat dalam Register F. Kemudahan untuk mendapatkan reward ini juga bisa didaptkan jika mereka mengikuti program rehabilitasi, dimana mereka tidak perlu menjadi tamping untuk mengurus PB, CMB maupun CB.

Tanpa embel-embel reward tersebut WBP kami tetap mau menjalani VCT karena mereka sadar dengan perilaku berisiko mereka. Mungkin hal ini juga didukung dengan lingkungan Lapas kami yang notabene adalah Lapas Narkotika, sehingga masalah HIV/AIDS bukan menjadi barang yang asing bagi mereka.

Selain WBP, kami juga mengadakan penyuluhan untuk petugas, yaitu sekitar tiga bulan sekali kami lakukan penyuhan yang bekerjasama dengan PKBI. Kami berharap agar WBP maupun petugas sama-sma “pintar” dlam masalah HIV/AIDS.

Ya mungkin ini sedikit gambaran dari saya tentang perlaksanaan program HIV di Lapas kami. Semoga dapat menambah informasi tentang HIV di Lapas, sukur-sukur menjadi lebih peduli dengan Lapas dengan turut membantu program HIV di Lapas.(win)

Staf Bimpas Lapas Narkotika Jakarta
http://lapas.aids-ina.org/modules.php?name=News&file=article&sid=34


Read More...

ORIENTASI CPNS 2008 Kanwil DEPKUMHAM DKI Jakarta

04 April 2008

PEMBEKALAN TEKNIS PENGAMANAN DAN SAMAPTA CPNS Dl LINGKUNGAN KANWIL DEPHUMKAM DKI JAKARTA
Jakarta, 13/05/07. Tahun 2007 adalah patut dicatat sebagai tahun bersejarah bagi penerimaan jumlah terbesar bagi petugas pemasyarakatan yaitu 3000 CPNS untuk seluruh wilayah Indonesia.

Hal ini bukan hanya cukup kita banggakan namun lebih dari itu, bahwa penambahan personil sebanyak ini haruslah dapat menjawab berbagai permasalahan yang timbul, dimana selama ini telah menghambat dan menantang tugas kita sehari-hari.

Berangkat dari pemikiran ini Kanwil Depkumham DKI Jakarta telah melaksanakan pembekalan teknis dan samapta awal bagi CPNS yang baru diterima dan para instruktur diambil dari perwakilan petugas Pemasyarakatan dilingkungan Kantor Wilayah DKI Jakarta sendiri.

Kegiatan ini dilaksanakan selama 10 hari dan dibuka pada hari Selasa, 1 Mei 2007 oleh Kakanwil Depkumham DKI Jakarta, Mulki Manrapi.

Dalam kata sambutannya antara lain disampaikan kegiatan ini dimaksudkan umtuk memberikan pembekalan teknis tugas-tugas dibidang Pemasyarakatan dan pembentukan sikap Samapta para calon pegawai agar para petugas sebelum terjun kelapangan paham betul akan tugas pokok dan fungsinya

Menurut Kasubag Kepegawaian Kanwil DKI Jakarta, Pujiono CPNS yang berjumlah 381 ini akan ditempatkan sebagai tenaga pengamanan di UPT Pemasyarakatan DKI Jakarta, antara lain yaitu Lapas Cipinang 64 orang, Lapas Narkotika Jakarta 12 orang, Lapas Terbuka 8 orang dan Rutan Salemba 97 orang.

Kegiatan ini dibagi dalam 7 regu atau kelompok dengan dipandu oleh pengarah atau instruktur kesamaptaan yang berasal dari petugas pemasyarakatan gabungan dari Unit Pelaksanaan Teknis Pemasyarakatan Wilayah DKI Jakarta dengan dikomandoi oleh Lilik Sujandi, Ka. KPLP Lapas Narkotika Jakarta.

Kegiatan pembekalan peserta yang diadakan setiap hari mulai pukul 05.30 wib sampai dengan pukul 19.30 wib dengan extra diskusi pukul 19.30 wib sampai dengan 21.00 wib yang dipusatkan di Lapas Narkotika, juga dilaksanakan di Lapas Klas I Cipinang, di Rutan Salemba, di halaman Rumah Sakit Pemasyarakatan, di halaman Rumah Susun dan dilingkungan sekitar ini, bertujuan mewujudkan sikap dan jati diri yang siap dan siaga sebagai daya dukung dalam melaksanakan tugas di bidang pemasyarakatan. Selain latihan kesamaptaan dan orientasi lapangan peserta diwajibkan membuat paper usai orientasi lapangan.

Sedangkan materi tehnis pembekalan yang diberikan antara lain :
  1. Peraturan baris-berbaris
  2. Ketangkasan Lapangan dan pembentukan fisik melalui dinamika kelompok dan kompetisi antar kelompok.
  3. Penindakan Huru Hara (PHH) untuk menghadapi kericuhan dan penyerangan
  4. Latihan bela diri untuk menghadapi serangan dan penyelamatan secara praktis
  5. Olahraga pagi dan senam militer
  6. Tata Upacara Militer (TUM) umtuk memberikan pemahaman tata cara dan prosedur Upacara dan Apel Orientasi lapangan sebagai pengenalan bidang tugas di UPT Pemasyarakatan DKI Jakarta yang dibagi dalam kelompok-kelompok di setiap UPT Pemasyarakatan
  7. Praktek Lapangan dengan secara langsung melakukan penjagaan dan pengamanan serta penerimaan tahanan narapidana
  8. Membuat Report Paper sebagai bahan diskusi kelompok
  9. Melakukan diskusi untuk menyimpulkan hasil orientasi lapangan
  10. Mental keagaaman dilakukan dengan ceramah keagaaman untuk pembentukan sikap mental dalam melaksanakan tugas
  11. Pembentukkan Attitude and Personality sebagai petugas Pemasyarakatan Pemberian pelajaran dan materi umum sebagai tugas-tugas pemasyarakatan
Dari sekian banyak materi yang diberikan diharapkan para peserta Pembekalan Teknis dan Samapta Awal bagi calon Pegawai Negeri Sipil dapat memahami tugas yang akan diembannya di kemudian hari.

Pada Upacara penutupan Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Mardjaman menyampaikan pesan “dipundak peserta terletak harapan yang besar, anda akan mengalami tugas yang cukup berat bukan hanya fisik, lebih dari itu disiplin, kepatuhan dan komitmen yang teguh yang harus tetap dijaga dan dipelihara serta walaupun telah dilaksanakan pembekalan awal, Mardjaman akan tetap melakukan pembekalan yang lebih panjang dan lebih dalam”.

Upacara penutupan yang dilaksanakan di Lapas Narkotika pada tanggal 11 Mei 2007, berlangsung dengan khidmad sekaligus meriah ketika para peserta menunjukkan kemampuannya memperagakan ketangkasan baris-berbaris, bela diri dan Pengendalian Huru Hara serta ketangkasan lainnya yang dimeriahkan oleh korsik Taruna AKIP. ( Red )


Read More...