SEFT UNTUK PECANDU DI LAPAS NARKOTIKA

31 Juli 2008

SEFT UNTUK PECANDU DI LAPAS NARKOTIKA

Pada tanggal 21 dan 22 Juli kemarin saya mendapat kesempatan untuk mengikuti sebuah Training In House di Hotel Harris Jakarta. Isi training ini memperkenalkan suatu teknik baru untuk mengatasi berbagai masalah fisik dan emosi yang bernama SEFT. SEFT singkatan dari Spiritual Emotional Freedom Technique. Penemu teknik ini adalah seorang psikolog bernama Ahmad Faiz Zainuddin alumni dari fakultas psikologi UNAIR Surabaya.

Sebelumnya saya sudah pernah membaca bukunya. Dan saya bersyukur sekali mendapat kesemapatan mengikuti trainingnya dan bertemu langsung dengan penciptanya (orang nya ganteng lhooo…). Saya akan coba menceritakan sedikit tentang SEFT meskipun tidak terlalu mendalam. SEFT merupakan teknik pengembangan diri ekletis yang menggabungkan 14 macam teknik terapi (termasuk kekuatan spiritual) untuk mengatasi berbagai macam masalah fisik, emosi, pikiran, sikap, motivasi, perilaku, dan peak performance secara cepat, mudah & universal.

14 macam teknik terapi yang masuk dalam teknik SEFT (Cognitive Therapy (NLP), Behavioral Therapy, Logotherapy, Psychoanalisa, EMDR, Self Hypnosis (Ericsonian) , Sugesty & Affirmation, Visualization, Gestalt Therapy, Meditation, Sedona Methode Provocative Therapy, Energy Therapy (EFT) , Powerful Prayer )

SEFT merupakan penggabungan antara spiritualitas (melalui doa, keikhlasan, dan kepasrahan) dan energy psychology. Teknik ini telah dibuktikan oleh berbagai macam riset ilmiah. SEFT® dikembangkan dari Emotional Freedom Technique (EFT™), oleh Gary Craig (USA), yang saat ini sangat populer di Amerika, Eropa, & Australia sebagai solusi tercepat & temudah untuk mengatasi berbagai masalah fisik, dan emosi, serta untuk meningkatkan performa kerja.

Saat ini EFT telah digunakan oleh lebih dari 100.000 orang di seluruh dunia.

Dasar pemikiran dari teknik ini adalah bahwa di dalam tubuh manusia tersimpan system energi yang sangat kuat dan tidak disadari oleh kita. Aliran energi ini sering terhambat atau menjadi kacau ketika terpicu oleh kenangan masa lalu atau trauma yang tersimpan dalam alam bawah sadar. Reaksi yang muncul bias dari level ringan seperti bad mood, malas, sampai pada level yang berat seperti depresi akut, phobia, stress berkepanjangan, dan kecemasan yang berlebih.

Bahkan tidak jarang sampai menimbulkan keluhan fisik (Psikosomatis) seperti sakit migraine, nyeri lambung, gatal-gatal dan sebagainya. Dengan menggunakan teknik taping yaitu mengetuk ringan dengan dua ujung jari pada beberap titik kunci di tubuh kita yang akan membantu melancarkan aliran energi tubuh yang tersumbat.

Selain melakukan taping, hal lain yang menjadi kunci efektifitas dari teknik SEFT ini adalah pengucapan kata-kata doa (SET UP) yang bersifat Khusyu Ikhlas dan Pasrah kepada Tuhan YME.
Misalnya ketika kita mengalami rasa marah dan sakit hati kepada seseorang maka contoh kalimat set up nya :

’Ya Allah/Tuhan Meskipun saya merasa marah dan sakit hati dengan si A karena telah dilecehkan, Saya IKHLAS menerima keadaan ini, dan Saya PASRAHkan pada mu ketenangan hati ku dan jalan keluar yang terbaik atas masalah ini”.

Teknik SEFT sudah terbukti berhasil mengatasi masalah emosi dan fisik dengan waktu relative singkat 10-30 menit saja. Hal ini saya melihat sendiri saat training kemarin Pak Faiz mampu menghilangkan phobia salah satu peserta training yang takut dengan bulu ayam.

Bahkan ketika saya di rumah saya mencoba mempraktekan pada kedua orang tua saya yang sedang sakit. Dan Alhamdulillah setelah saya lakukan SEFT rasa sakitnya berkurang dalam waktu 15 menit saja.

Meski SEFT belum pernah dicoba untuk pecandu Narkoba, namun dengan keberhasilan SEFT menangani pecandu Rokok, saya optimis teknik ini akan membantu para pecandu untuk lepas dari ketergantungannya terhadap narkoba. Dan kabar yang paling menggembirakan adalah bahwa dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke 63, SEFT Centre akan melakukan Bakti Sosial di Lapas Narkotika Jakarta yang Insya Alllah akan dilaksanakan pada tanggal 15 Agustus 2008.

Bentuk kegiatannya berupa memberikan pelayanan terapi SEFT secara massal dan GRATIS lhooo. Program ini yang akan dilakukan oleh para alumni SEFT yang pernah mengikuti training metode SEFT sebelumnya, termasuk saya lhooo. Mudah-mudahan teknik SEFT ini sebagai pencerah bagi saudara-saudara kita yang sulit pulih dari ketergantungan Narkoba.

Jika anda tertarik untuk mempelajari teknik SEFT ini sudah tersedia buku panduannya di toko-toko buku seperti Gramedia dan Gunung Agung. Selain itu anda bisa kunjungi website nya di www.Logos-istitue.com. Semoga bermanfaat. (Gyth)


Read More...

THERAPEUTIC COMMUNITY (TC), di LAPAS KLAS IIA NARKOTIKA JAKARTA

19 Juli 2008

Salah satu program rehabilitasi yang dilaksanakan di Lapas KLas IIA Narkotika Jakarta adalah program Theraputic Community (TC). Program ini dirancang untuk membantu para pecandu agar dapat me-“recovery” dari ketergantungannya terhadap narkoba.

Dengan mengikuti program ini diharapkan narapidana, khususnya pecandu dapat meningkatkan kualitas hidupnya dengan lebih baik, yaitu terjadinya perubahan ke arah :

1. Total abstinen
2. Healthy life style
3. Change of personality
4. Better quality of life

Pelaksanaan TC di Lapas Klas IIA Narkotika Jakarta merupakan adaptasi dari TC yang ada di panti-panti rehabilitasi narkoba di Indonesia, terutama yang diselenggarakan oleh Departemen Sosial (Depsos) dan Badan Narkotika Nasional (BNN). Namun demikian, pelaksanaan program ini disesuaikan dengan kondisi dalam lapas, artinya TC yang dilaksanakan memiliki “kekhasan” tertentu. ( win )

tulisan lengkap " Therapeutic Community " silahkan download file dalam PDF

Read More...

KEPRIBADIAN DAN PECANDU

18 Juli 2008

Kepribadian

Kepribadian dalam bahasa Inggris adalah personality. Kata ini berasal dari bahasa Latin persona yang berarti topeng. Konsepsi awal tentang kepribadian adalah citra sosial yang sifatnya dangkal (superfacial social image). Sehingga kita sering mendengar istilah ” Banyak orang pakai topeng untuk menutupi siapa dia sebenarnya”, karena memang kepribadian seseorang tidak bisa dinilai hanya dengan melihat perilaku yang terlihat saja, tapi ada semacam dinamika yang kompleks yang terdiri dari unsur2 internal maupun eksternal individu yang saling berpengaruh.

Sebuah teori lain, teori gunung es menyatakan kepribadian kita yang asli akan muncul pada saat kita berada dalam tekanan. Dalam situasi normal, kebanyakan orang akan menampilkan sisi baik dari dirinya demi sopan santun ataupun pembentukan citra diri. Bagian ini yang berada di permukaan gunung es dan dikenal sebagai kepribadian hanya berjumlah 5% . sedangkan sisanya yang berada di bawah permukaan (95%) disebut sebagai character & temperament. Karakter menunjukkan respon kita terhadap tekanan, sementara temperamen memperlihatkan siapa kita sesuai dengan faktor2 bawaan lahir kita.

Kecanduan

Kecanduan adalah kondisi ketika kebebasan dan kendali terhadap diri sudah hilang. Dan pada saat itu seseorang akan merasa tidak berdaya untuk keluar dari situasi tersebut. Yang muncul adalah perasaan kuat untuk mengulang lagi melakukan atau memakai sesuatu dan bila tidak dikerjakan akan menimbulkan siksaan batin yang kuat.
Kecanduan narkoba memiliki intensitas yang lebih hebat sehubungan dengan adanya zat-zat kimia yang dikonsumsi dan berdampak langsung pada cara kerja otak.

Sebuah hormon yang mendatangkan kenikmatan ’dipaksa’ untuk keluar dengan bantuan zat-zat tertentu. Dan pada akhirnya mempengaruhi tingkah laku secara keseluruhan. Hal inilah yang memunculkan pendapat bahwa setelah terkena narkoba kepribadian seseorang akan berubah drastis.

Dan memang dari hasil pengalaman menginteriew para mantan pecandu mengatakan bahwa pada umumnya mereka menyadari adanya perubahan yang menonjol antara sebelum dan saat sedang menjadi pecandu. Hal-hal yang sebelumnya tidak pernah terbayangkan atau takut untuk dilakukan, berubah menjadi kebiasaan sehari-hari selama mengkonsumsi narkoba.

Oleh karena itu seorang pecandu membutuhkan rehabilitasi yang memfokuskan pada perubahan perilaku pecandu. Karena diasumsikan perubahan perilaku menuntun pecandu untuk menjauhkan dan meninggalkan narkoba. Salah satu terapi perilaku yang dilaksanakan di Lapas Narkotika klas IIA adalah Therapeutic Community.

Dengan mengikutsertakan pecandu ke dalam program rehabilitasi pada akhirnya akan membantu pecandu belajar memperbaiki perilaku dan membentuk kepribadian yang lebih baik dari sebelumnya. (Gyth)



Read More...

TERAPI DAN REHABILITASI NARAPIDANA NARKOTIKA MELALUI METODE CRIMINON DAN KESENIAN

11 Juli 2008

Penulis : Wibowo Joko Harjono Bc.IP,SH,MM

Penyalahgunaan Napza di Indonesia smakin hari semakin memprihatinkan. Menghadapi fenomena ini pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai tindakan pencegahan agar dapat menyelamatkan generasi bangsa dari cengkeraman napza.

Napza telah menimbulkan banyak korban, terutama kalangan muda yang termasuk usia produktif. Masalah ini bukan hanya berdampak negatif terhadap diri pengguna, tetapi lebih luas lagi berdampak negatif terhadap kehidupan keluarga dan masyarakat, bahkan mengancam dan membahayakan keamanan, ketertiban.

Besarnya masalah akibat penyalahgunaan napza ini, tentu saja perlu mendapat penanganan yang serius dari semua pihak. Karena masalah pemulihan penyalahgunaan napza bukanlah hal yang mudah, melainkan merupakan suatu proses perjuangan panjang yang memerlukan strategi dan pelaksanaan secara tepat, terintegrasi dan terarah.

Berbagai program rehabilitasi napza menjadi salah satu langkah yang serius dalam penanganan penyalahgunaan napza. Untuk itulah Lapas yang bertugas membina warga binaan juga berfungsi sebagai lembaga terapi dan rehabilitasi bagi penyalahguna napza, sehingga melalui program ini diharapkan, mereka dapat kembali berperan aktif di masyarakat dalam keadaan sudah lepas dari ketergantungan (adiksi).

Lapas diharapkan dapat menjadi pusat penanggulangan terpadu bagi penyalahgunaan napza, dimana lapas sebagai One Stop Centre yang menyelenggarakan terapi medis dan rehabilitasi sosial dalam satu atap.

Untuk itulah sejak diresmikan tanggal 30 Oktober 2003, Lapas klas IIA Narkotika menerapkan sistem One Stop Centre (OSC) untuk pembinaan penyalahguna Napza khususnya para adiksi. Maksud dari OSC ini adalah menyediakan pelayanan terapi medis dan rehabilitasi sosial dalam satu atap. Sedangkan tujuan dari OSC ini adalah membantu proses pemulihan warga binaan dari ketergantungannya terhadap napza.

Dengan kegiatan ini diharapkan warga binaan bisa mendapatkan pembinaan yang sesuai dengan kebutuhannya selama menjalani masa hukumannya. Sehingga ketika mereka kembali ke masyarakat bisa mudah berintergrasi dan berperan aktif.

Membina para pecandu di dalam Lapas adalah hal yang tidak mudah. Hal ini dikarenakan tidak ada kata ’sembuh’ dalam penyakit adiksi (ketergantungan). Pecandu sering mengalami relapse (kambuh) meskipun pernah berhenti menggunakan napza. Kata yang tepat untuk menunjukkan seseorang telah lepas dari ketergantungan adalah ”pulih” atau ”recovery”.

Inilah yang kemudian membuat Kalapas Klas IIA Narkotika Cipinang saat ini, yaitu Wibowo Joko Harjono Bc.IP,SH,MM, atau akrabnya dipanggil Pak Joko, membuat tulisan tentang “ TERAPI DAN REHABILITASI NARAPIDANA NARKOTIKA MELALUI METODE CRIMINON DAN KESENIAN “, sebagai sumbangsih pemikiran dan tanggung jawab pelaksanaan program pembinaan warga binaan pecandu napza yang telah dijalankan selama ini. ( win - redaksi )

Baca lengkap silahkan download : Terapi & Rehabilitasi Narapidana Narkoba. PDF



Read More...

TUJUH NILAI DASAR MENJADI PEMIMPIN

09 Juli 2008

“Sebagai pemimpin di departemen ini, saya mengajak saudara-saudara untuk setidaknya memiliki tujuh dasar nilai ESQ, agar menjadi pemipin yang dicintai, dapat dibanggakan dan mempertanggungjawabkan kepemimpinannya dengan kepala tegak”. Demikian sambutan Menteri Hukum dan HAM yang dibacakan oleh Sekretaris Jenderal A.Bari Azed saat membuka acara Sosialisasi Memangun Kopetensi Spriritual dan Sosial Kepemimpinan dengan Kecerdasan Emosinal dan Spiritual (ESQ)di Hotel Bukit Indah, Ciloto, Selasa 17 Juni 2008.

Tujuh dasar kepemimpinan tersebut pertama adalah jujur, setiap pemimpin harus jujur, terbuka, melaksanakan sesuai dengan peraturan.

Kedua adalah bertanggung jawab, bertanggungjawab atas apa yang dilakukan, terhadap yang dipimpin dan terhadap keseluruhan kepemimpinannya.

Ketiga adalah visioner, dapat berpikir dan melihat jauh ke depan untuk kepentingan organisasi dan orang yang dipimpinnya.

Keempat adalah disiplin, disiplin harus dimulai dari pemimpin, agar menjadi contoh teladan bagi yang dipimpinnya.

Kelima adalah kerjasama, pemimpin harus mampu bekerja sama dan mengembangkan kerja sama dengan siapa saja untuk mengembangkan organisasi ke arah kemajuan.

Keenam adalah adil, mampu adil dalam bertindak dan berperilaku.

Ketujuh adalah peduli atau care terhadap sesama, staf dan organisasi.Ketujuh nilai tersebut apabila dilaksanakan dengan baik tentu akan mendatangkan manfaat bagi kemaslahatan masyarakat banyak.

Oleh karena itu dalam acara yang diikuti oleh para pejabat eselon II tingkat pusat dan kanwil ini, Bari berharap dapat digunakan untuk menggali potensi tujuh nilai tersebut untuk dapat diterapkan dalam kepemimpinan di organisasi yang dipimpin.Kegiatan akan dilaksanakan dari tanggal 17 hingga 20 Juni 2008 ini diikuti oleh 94 peserta, 21 orang Pejabat Unit Eselon II Pusat, 43 Pejabat Eselon II Kanwil yang terdiri dari 28 Kakanwil dan 15 Kepala Divisi.

Bertindak sebagai trainer Bp. Ridwan MY dari Tim Spiritual Motivation. (en)http://www.depkumham.go.id/xDepkumhamWeb/xBerita/xUmum/TUJUH+NILAI+DASAR+MENJADI+PEMIMPIN.htm

Read More...

Belajar Dari Kung Fu Panda

Po , si Panda jantan, yang sehari-hari bekerja di toko mie ayahnya, memiliki impian untuk menjadi seorang pendekar Kung Fu. Tak disangka, dalam suatu kompetisi, Po dinobatkan sebagai Pendekar Naga yang dinanti-nantikan kehadirannya untuk melindungi desa dari balas dendam Tai Lung.

Saat menonton film animasi ini, saya seperti diingatkan tentang beberapa hal:

1. The secret to be special is you have to believe you're special.
Po hampir putus asa karena tidak mampu memecahkan rahasia Kitab Naga, yang hanya berupa lembaran kosong. Wejangan dari ayahnya-lah yang akhirnya membuatnya kembali bersemangat dan memandang positif dirinya sendiri. Kalau kita berpikir diri kita adalah spesial, unik, berharga kita pun akan punya daya dorong untuk melakukan hal-hal yang spesial. Kita akan bisa, kalau kita berpikir kita bisa. Seperti kata Master Oogway, “You just need to believe”

2. Teruslah kejar impianmu.
Po , panda gemuk yang untuk bergerak saja susah akhirnya bisa menguasai ilmu Kung Fu. Berapa banyak dari kita yang akhirnya menyerah, gagal mencapai impian karena terhalang oleh pikiran negatif diri kita sendiri? Seperti kata Master Oogway, “kemarin adalah sejarah, esok adalah misteri, saat ini adalah anugerah, makanya disebut Present ( hadiah).” Jangan biarkan diri kita dihalangi oleh kegagalan masa lalu dan ketakutan masa depan. Ayo berjuanglah di masa sekarang yang telah dianugerahkan Tuhan padamu.

3. Kamu tidak akan bisa mengembangkan orang lain, sebelum kamu percaya dengan kemampuan orang itu, dan kemampuan dirimu sendiri.
Master Shi Fu ogah-ogahan melatih Po. Ia memandang Po tidak berbakat. Kalaupun Po bisa, mana mungkin ia melatih Po dalam waktu sekejap. Kondisi ini berbalik seratus delapan puluh derajat, setelah Shi Fu diyakinkan Master Oogway -gurunya- bahwa Po sungguh-sungguh adalah Pendekar Naga dan Shi Fu satu-satunya orang yang mampu melatihnya. Sebagai guru atau orang tua, hal yang paling harus dihindari adalah memberi label bahwa anak ini tidak punya peluang untuk berubah. Sangatlah mudah bagi kita untuk menganggap orang lain tidak punya masa depan. Kesulitan juga acap kali membuat kita kehilangan percaya diri, bahwa kita masih mampu untuk membimbing mereka.

4. Tiap individu belajar dengan cara dan motivasinya sendiri.
Shi Fu akhirnya menemukan bahwa Po baru termotivasi dan bisa mengeluarkan semua kemampuannya, bila terkait dengan makanan. Po tidak bisa menjalani latihan seperti 5 murid jagoannya yang lain. Demikian juga dengan setiap anak. Kita ingat ada 3 gaya belajar yang kombinasi ketiganya membuat setiap orang punya gaya belajar yang unik. Hal yang menjadi motivasi tiap orang juga berbeda-beda. Ketika kita memaksakan keseragaman proses belajar, dipastikan akan ada anak-anak yang dirugikan.

5. Kebanggaan berlebihan atas anak/murid/diri sendiri bisa membutakan mata kita tentang kondisi sebenarnya, bahkan bisa membawa mereka ke arah yang salah.

Master Shi Fu sangat menyayangi Tai Lung, seekor macan tutul, murid pertamanya, yang ia asuh sejak bayi. Ia membentuk Tai Lung sedemikian rupa agar sesuai dengan harapannya. Memberikan impian bahwa Tai Lung akan menjadi Pendekar Naga yang mewarisi ilmu tertinggi. Sayangnya Shi Fu tidak melihat sisi jahat dari Tai Lung dan harus membayar mahal, bahkan nyaris kehilangan nyawanya. Seringkali kita memiliki image yang keliru tentang diri sendiri/anak/murid kita. Parahnya, ada pula yang dengan sengaja mempertebal tembok kebohongan ini dengan hanya mau mendengar informasi dan konfirmasi dari orang-orang tertentu. Baru-baru ini saya bertemu seorang ibu yang selama 14 tahun masih sibuk membohongi diri bahwa anaknya tidak autis. Ia lebih senang berkonsultasi dengan orang yang tidak ahli di bidang autistik. Mendeskreditkan pandangan ahli-ahli di bidang autistik. Dengan sengaja memilih terapis yang tidak kompeten, agar bisa disetir sesuai keinginannya. Akibatnya proses terapi 11 tahun tidak membuahkan hasil yang signifikan. Ketika kita punya image yang keliru, kita akan melangkah ke arah yang keliru.

6. Hidup memang penuh kepahitan, tapi jangan biarkan kepahitan tinggal dalam hatimu.

Setelah dikhianati oleh Tai Lung, Shi Fu tidak pernah lagi menunjukkan kebanggaan dan kasih sayang pada murid-muridnya. Sisi terburuk dari kepahitan adalah kita tidak bisa merasakan kasih sayang dan tidak bisa berbagi kasih sayang.

7. Keluarga sangatlah penting.
Di saat merasa terpuruk, Po disambut hangat oleh sang ayah. Berkat ayahnya pula Podapat memecahkan rahasia Kitab Naga dan menjadi Pendekar nomor satu. Sudahkah kita memberi dukungan pada anggota keluarga kita?


ANYNOMOUS

http://beranigagal.blogspot.com/

Read More...

Berteman Dengan Kegagalan

Jangan takut melintasi jalan kegagalan, karena disana tersedia banyak berkah :

1. Kesakitan dan kegagalan menciptakan daya pulih.Bagaimana kita akan mengalami pemulihan yang besar jika kita tidak pernah mengalami kesakitan atau kegagalan? Jadi, jangan takut pada kesakitan dan kegagalan, karena mereka adalah anak tangga menuju sukses.

2. Kesakitan dan kegagalan menghasilkan kedewasaaan.Kesakitan dan kegagalan akan mendatangkan banyak pelajaran dan hikmat. Keterbiasaan menghadapi kegagalan membuat kita siap menghadapi berbagai macam kesulitan.

3. Kesakitan dan kegagalan meningkatkan standar prestasi.Keberanian untuk terus maju, walaupun telah berhadapan dengan kesulitan dan kegagalan akan memotivasi kita menjadi orang yang meningkatkan standar prestasi.

4. Kesakitan dan kegagalan memampukan melihat peluang yang lebih besar.Orang yang cerdas dan cermat mampu melihat peluang2 yang dapat dimanfaatkan setelah ia mengalami kesakitan akibat kegagalan yang pernah dialaminya.

5. Kesakitan dan kegagalan mendorong untuk inovatif.Jadikan kesakitan dan kegagalan sebagai pijakan yang membuat kita bekerja lebih kreatif dan inovatif.

6. Dibalik kesakitan dan kegagalan tersedia berkat besar.Semua orang yang sukses pernah merasakan apa itu kegagalan. Dan seringkali peluang malah ditemukan ketika mereka berhadapan dengan kegagalan. Peluang itu adalah sebuah berkat yang tak pernah kita pikirkan, namun telah menjadi milik kita yang berharga.

7. Kesakitan dan kegagalan menjadi motivasi yang kuat.Kekalahan atau kegagalan seharusnya membuat kita introspeksi diri, faktor apa yang menyebabkan kita gagal. Itulah yang dilakukan Thomas Alva Edison, kegagalan tidak menghentikan percobaannya, sebaliknya hal itu memacu dia menemukan ilmu yang lebih sempurna.'KEGAGALAN ADALAH SEBUAH RAMBU YANG MENUNJUKKAN KEPADA KITA JALAN LAIN UNTUK MENUJU KEPADA KESUKSESAN'Sumber : Anonymous : http://beranigagal.blogspot.com/

Read More...